PH akan tertinggal dari Asia jika Cha-cha tidak dilakukan, kata anggota parlemen

Perwakilan dari distrik ke-2 Aklan, Teodorico Haresco (file foto dari

MANILA, Filipina – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat lainnya menganjurkan amandemen ketentuan ekonomi yang “membatasi” dalam Konstitusi 1987.

Perwakilan Distrik ke-2 Aklan, Teodorico Haresco Jr. yakin bahwa perubahan Piagam akan membantu Filipina mengejar ketertinggalan dari negara tetangganya di Asia Tenggara.

Haresco mengatakan Konstitusi menjadi penyebab stagnasi pertumbuhan negara selama 37 tahun.

Ia menambahkan bahwa negara-negara Asia Tenggara lainnya telah menyesuaikan hukum utama mereka untuk “mencerminkan lanskap global yang terus berkembang.”

“Mereka di Indonesia, Vietnam, Thailand, anggota ASEAN [Association of Southeast Asian Nations] – mereka mengubah konstitusi mereka berkali-kali,” kata anggota parlemen tersebut.

“Thailand telah memiliki 20 konstitusi; Indonesia, 9 kali; Malaysia berkali-kali”, tegasnya dalam keterangannya.

Ia juga mengatakan bahwa anggota parlemen sebelumnya tidak merevisi Konstitusi karena adanya kekhawatiran yang “tidak berdasar” bahwa hal tersebut akan mengganggu keharmonisan sosial.

“Kami mendasarkan asumsi bahwa jika kita membuka pembahasan UUD, maka kita akan memecah-belah masyarakat kita. Ini sepenuhnya salah,” kata Haresco.

Anggota parlemen tersebut mengatakan bahwa desakan masyarakat Filipina untuk mempertahankan Piagam mereka tidak berubah menjadikan Filipina sebagai “tanah segelintir orang”.

“Kami tidak punya cukup modal. Kita tidak mempunyai cukup teknologi. Kita tidak memiliki cukup wirausaha asing untuk berpartisipasi aktif di dunia global ini”, keluhnya.

“Jika kita tidak membuka diri terhadap perdebatan pembukaan Konstitusi ini, kita tidak hanya akan tertinggal di ASEAN, tapi juga di Asia”, sang legislator memperingatkan.


Tidak dapat menyimpan tanda tangan Anda. Silakan coba lagi.


Langganan Anda berhasil.



Sumber