Sekali ‘bukan siapa-siapa’, anak Jokowi akan menjadi wakil presiden Indonesia

Calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Indonesia Joko Widodo dan Wali Kota Surakarta saat ini, mengikuti kampanye pemilu di Stadion Gelora Bandung Lautan Api Bandung, Jawa Barat, pada 8 Februari 2024. Saat ia Oleh Pengakuannya sendiri, Gibran Rakabuming Raka adalah “bukan siapa-siapa” beberapa bulan menjelang pemilu di Indonesia. Kini, putra sulung Presiden Joko Widodo tampaknya siap menjadi wakil presiden termuda di Indonesia. FOTO DARI ARSIP AFP

JAKARTA – Menurut pengakuannya sendiri, Gibran Rakabuming Raka adalah “bukan siapa-siapa” beberapa bulan sebelum pemilu Indonesia.

Kini, putra sulung Presiden Joko Widodo tampaknya siap menjadi wakil presiden termuda di Indonesia.

Kenaikan pesat Gibran menjadi calon presiden masa depan, Prabowo Subianto, yang mengumumkan kemenangannya pekan lalu, dipicu oleh popularitas besar ayahnya.

BACA: Masyarakat Indonesia sadar akan calon presiden baru, Prabowo

“Tiga bulan lalu saya bukan siapa-siapa. Saya berterima kasih kepada Pak Prabowo yang memberikan ruang kepada generasi muda seperti saya,” kata Gibran, 36, di arena yang padat di ibu kota Jakarta setelah pemungutan suara ditutup pada 14 Februari.

“Saya yakin angka yang tinggi ini disebabkan oleh generasi muda.”

Hasil resmi menunjukkan bahwa pasangan Menteri Pertahanan Prabowo memenangkan mayoritas dengan lebih dari dua pertiga suara telah dihitung. Hasil akhirnya akan dirilis bulan depan.

Keberhasilan Gibran dalam pemilu telah menimbulkan pertanyaan tentang pengaruh Jokowi, sebutan untuk presiden tersebut, dengan para kritikus menuduhnya mencoba membangun dinasti politik sebelum meninggalkan jabatannya.

Tumbuh dewasa, Gibran seharusnya mengikuti jejak ayahnya dalam penjualan furnitur setelah belajar di Singapura dan Australia, namun malah pindah ke industri katering dan menciptakan bisnis yang menjual masakan tradisional Indonesia.

Dia pertama kali memasuki dunia politik ketika ayahnya menjabat sebagai presiden pada tahun 2021, memenangkan posisi Wali Kota Surakarta di Jawa Tengah – posisi Jokowi sebelumnya.

Gibran mencalonkan diri atas nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang merupakan partai ayahnya, namun kemudian berbalik untuk mencalonkan diri melawan Prabowo, seorang mantan jenderal yang dituduh melakukan kekejaman di bawah pemerintahan diktator Suharto pada akhir tahun 1990an.

Jokowi, yang dicegah untuk masa jabatan ketiga, akan meninggalkan jabatannya pada bulan Oktober, tetapi gagasan bahwa Presiden Joko Widodo yang lain akan menjalankan kebijakannya memiliki daya tarik yang luas di negara ini.

Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang stabil selama dua masa jabatannya dan Jokowi menikmati tingkat dukungan yang hampir mencapai rekor tertinggi, sehingga dukungan diam-diam terhadapnya telah mengikatkan peningkatan elektoral pada pasangan Prabowo-Gibran.

“Ketika masyarakat melihat Gibran, mereka akan melihat Jokowi,” kata Ujang Komarudin, analis politik di Universitas Al Azhar yang berbasis di Jakarta.

Namun “pertanyaan strategis besar akan ditentukan oleh Prabowo”, tambahnya.

‘Nepotisme kembali’

Investasi bisnis dan real estat Gibran telah menjadikannya seorang jutawan, menurut pengungkapan kepada KPU pada tahun 2020, jauh di atas kekayaan kebanyakan orang Indonesia.

Kritikus menuduhnya tidak punya ide politik dan berusaha menutupi kekurangannya, merendahkan lawan dan mengabaikan pertanyaan dengan jawaban satu kata atau lelucon yang tidak tepat sasaran.

“Sebagai wakil presiden, dia harus bicara tentang kebijakan,” kata Ika Idris, pakar politik di pusat penelitian data dan demokrasi Monash di Jakarta.

“Cara dia berkomunikasi, dia belum cukup dewasa.”

Namun di negara yang lebih dari separuh dari sekitar 204 juta pemilihnya adalah Gen Z atau generasi milenial, ada yang tertarik dengan gagasan Gibran mewakili generasi muda Indonesia di pemerintahan.

BACA: Rakyat Indonesia Pilih Gantikan Jokowi, Banjir Hambat Beberapa Pemungutan Suara

“Saya mendengar beberapa hal baik tentang Gibran dan saya memilih dia karena dia masih muda, seusia kami,” kata Ester Giay, 29, yang bekerja di misi diplomatik asing di Jakarta.

“Saya pikir, saya berharap, dia akan menjadi sosok yang baik, karena dia akan mewakili generasi muda, atau generasi kita.”

Ketika Jokowi mulai berkuasa pada tahun 2014, ia melakukannya dengan mengajak masyarakat sebagai orang luar politik yang berasal dari keluarga sederhana di Jawa.

Namun para pengkritiknya mengatakan dia dan Gibran bertindak seperti pemimpin sebelumnya di negara yang sudah lama terkenal dengan politik dinastinya, menempatkan anggota keluarga pada posisi yang berkuasa untuk mempertahankan pengaruh mereka.

“Saya kira itu kombinasi antara keinginan pribadinya dan keinginan orang tuanya,” kata analis politik Ujang.

Kakak ipar Jokowi, yang saat itu menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi, mengubah peraturan pada bulan Oktober yang melarang kandidat berusia di bawah 40 tahun untuk mencalonkan diri untuk jabatan tinggi.

Jika Prabowo, 72 tahun, mengundurkan diri atau tidak dapat menjalankan tugasnya, legislator dan wakil daerah memiliki waktu tiga hari untuk mengambil sumpah Gibran dan dua bulan untuk memilih wakil presidennya.

Para pengamat yakin sang pangeran politik kemungkinan sudah bersiap untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2029.

“Sekali lagi, siapa yang Anda kenal lebih penting daripada prestasi seseorang,” kata seorang staf kampanye presiden saingannya, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.


Tidak dapat menyimpan tanda tangan Anda. Silakan coba lagi.


Langganan Anda berhasil.

“Ini menunjukkan bahwa nepotisme kembali merajalela di Indonesia.”



Sumber