Kevin O’Leary Mengumumkan Rencana Mengakuisisi TikTok di Tengah Tekanan Pemerintah AS

Kevin O’Leary dari Shark Tank Mengungkapkan Rencana Ambisiusnya untuk Membeli TikTok di Tengah Larangan AS yang Akan Terjadi

Kevin O’Leary, dikenal luas sebagai ‘Mr. Wonderful’ dari Shark Tank ABC telah mengumumkan rencana ambisius untuk membeli TikTok ketika raksasa media sosial itu menghadapi kemungkinan larangan di Amerika Serikat. Langkah ini dilakukan sebagai respons terhadap undang-undang baru AS yang mewajibkan perusahaan induk TikTok di Tiongkok, ByteDance, untuk menjual operasinya di AS atau menghadapi larangan nasional pada Januari 2025.

O’Leary bermaksud membiayai pembelian tersebut melalui platform investasi StartEngine, mengundang calon investor untuk “memesan” tempat mereka untuk memberikan dana. Bintang Shark Tank ini bermaksud menjadikan TikTok sebagai perusahaan milik Amerika, yang ia yakini akan mengatasi masalah keamanan nasional dan memastikan kelangsungan operasi aplikasi tersebut di AS.

“Dengan undang-undang AS baru-baru ini yang memaksa penjualan TikTok, Mr. Wonderful mengambil langkah untuk membeli platform media sosial tersebut dari perusahaan induknya di Tiongkok, ByteDance. Dan dia mengundang Anda untuk bergabung dengannya dalam upayanya menjadikan TikTok sebagai perusahaan milik Amerika,” kata situs web StartEngine.

Usulan O’Leary termasuk memindahkan server TikTok ke wilayah AS dan melindungi aplikasi dari potensi pintu belakang dalam kode yang dapat digunakan untuk spionase. Ini menjanjikan untuk membuat TikTok aman bagi pengguna, orang tua, dan bisnis.

Investor belum meminta dana secara langsung, namun menilai kepentingan masyarakat melalui proses reservasi yang tidak mengikat. Di kemudian hari, O’Leary akan menginformasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan kapan peluang investasi sebenarnya diluncurkan.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada bulan Maret, O’Leary menekankan nilai TikTok yang sangat besar, mengutip lebih dari 1 miliar pengguna aktif bulanan dan pendapatan tahunan sebesar $16 miliar di AS. Dia berkomentar: “Ini adalah salah satu platform periklanan paling sukses di media sosial saat ini. Semua perusahaan saya menggunakannya. Aku akan membeli.”

O’Leary bukan satu-satunya tokoh yang tertarik mengakuisisi TikTok. Mantan CEO Activision Bobby Kotick juga menyatakan minatnya, bersama dengan CEO OpenAI Sam Altman. Namun, belum ada penjualan yang diselesaikan.

Pada tanggal 24 April, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang mewajibkan ByteDance untuk mendivestasi operasinya di AS dari TikTok pada tanggal 19 Januari 2025. CEO TikTok Shou Zi Chew berencana untuk menantang potensi larangan tersebut di pengadilan, dengan alasan bahwa hal tersebut melanggar hak Amandemen Pertama. Namun O’Leary berpendapat bahwa masalahnya bukan pada kebebasan berpendapat, melainkan pada hambatan pemerintah Tiongkok mengakses data konsumen AS.

Rencana O’Leary mencerminkan ketajaman bisnisnya dan keyakinannya terhadap nilai platform ini. Dengan menjadikan TikTok sebagai perusahaan Amerika, ia bertujuan untuk mengamankan masa depannya di AS sekaligus mengatasi masalah keamanan yang menyebabkan tekanan legislatif saat ini.

Ketika situasi ini berkembang, masih harus dilihat apakah inisiatif crowdfunding O’Leary akan berhasil dan apakah TikTok akan terus beroperasi di AS di bawah kepemilikan baru. Untuk saat ini, pengusaha tersebut memobilisasi investor untuk bergabung dalam perjuangannya, dengan menekankan pentingnya menjaga TikTok dalam batas-batas peraturan dan kendali AS.

Sumber