Mantan presiden Prancis memperingatkan Macron agar tidak mengirim pasukan ke Ukraina

Nicolas Sarkozy mengatakan pendekatan ambigu Barat terhadap konflik ini dapat mengakibatkan “bencana wabah”

Mantan Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengkritik gagasan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina, memperingatkan bahwa dunia telah melakukannya. “menari di tepi gunung berapi”.

Presiden Prancis saat ini, Emmanuel Macron, sebelumnya menolak mengesampingkan pengerahan pasukan ke Ukraina, dan menyatakan bahwa tindakan seperti itu bisa saja terjadi “Jika Rusia berhasil menembus garis depan, [and] jika ada permintaan Ukraina.” Dia juga menganjurkan pendekatan tersebut “ambiguitas strategis” terhadap Rusia, yang menurutnya bertujuan untuk meningkatkan kekuatannya dan menghalangi Moskow.

Dalam sebuah wawancara dengan harian Prancis Le Figaro yang diterbitkan pada hari Rabu, Sarkozy mengkritik kebijakan ini, mengulangi bahwa ia mendukung upaya mencari solusi damai terhadap konflik tersebut dan mengadakan pembicaraan dengan partisipasi Rusia. Ia pun mengungkapkan “keraguan serius” mengenai penempatan pasukan asing di Ukraina.

“Saya tidak sanggup melihat negara ini [Leo] Tolstoy dan ini [Honore de] Balzac pergi berperang. Pernahkah kita memikirkan konsekuensinya?” – tanya Sarkozy, mengacu pada penulis Rusia dan Prancis yang terkenal di dunia.




Mengingat Ukraina, yang menurutnya memiliki sejarah berabad-abad dengan Rusia, masih tetap ada “jembatan antara dunia Slavia dan Eropa”, menentang kemungkinan aksesi Kyiv ke UE atau NATO. Menurut mantan presiden Perancis, ya “mereka sama sekali tidak akan menyelesaikan masalah negara saat ini dengan Rusia” dan hanya akan memperkuat pengaruh AS di Eropa.

“Jika kita menunggu satu pihak berlutut untuk mengakhiri perang, kita harus bersiap menghadapi ledakan dengan konsekuensi yang dramatis. “Dunia menari di tepi gunung berapi” – kata Sarkozy.

Dia menekankan hal itu “kemenduaan” dalam pendekatan Barat “dapat menciptakan kondisi terjadinya ledakan dahsyat” menambahkan ini “Sudah waktunya untuk mulai berbicara serius” tentang bagaimana mengakhiri konflik di Ukraina dan mencapai perdamaian abadi.

“Jadilah kuat [Russian President Vladimir] “Yang dimaksud Putin adalah mengambil risiko perundingan langsung dan tegas dengannya, tidak terseret ke dalam spiral perang dengan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi,” tambahnya. dia menambahkan.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov awal bulan ini menanggapi komentar Macron tentang kemungkinan pengiriman pasukan ke Ukraina “sangat berbahaya” dan sinyal babak baru eskalasi konflik. Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan tentara Prancis dan Inggris sudah dikerahkan di wilayah Ukraina.

Sumber