Seorang pejabat Thailand menerima gaji dan bonus selama 10 tahun tanpa bekerja

Skandal yang mengejutkan telah mengguncang Thailand, mengungkap masalah korupsi yang mengakar di negara tersebut. Menurut Pos Pagi Tiongkok SelatanSeorang pejabat pemerintah dari Departemen Pencegahan dan Mitigasi Bencana di Provinsi Ang Thong diduga menerima gaji dan bonus selama 10 tahun tanpa masuk kerja. Alasan? Dia terlalu sibuk bernyanyi di klub malam sehingga tidak bisa repot dengan pekerjaan. Petugas tersebut terus-menerus kelelahan karena bekerja pada malam hari, yang menyebabkan dia tidak masuk kerja pada siang hari.

Meskipun telah absen selama satu dekade, pejabat pemerintah tersebut berhasil menghindari pemecatan atau hukuman dengan terus mengumpulkan gaji dan bonusnya tanpa gangguan. Untuk menjaga kesan akuntabilitas, ia secara berkala menerima panggilan ke kantornya untuk menerima teguran atau menandatangani dokumen atas perintah walikota – sebuah langkah strategis yang tampaknya dimaksudkan untuk menghindari pengawasan.

Kasus pelanggaran yang mengejutkan ini terungkap berkat halaman Facebook bernama Watchdog yang didedikasikan untuk mengungkap pelanggaran pemerintah. Halaman ini memperoleh 1,1 juta pengikut, menyoroti kekhawatiran luas mengenai korupsi di Thailand. Menurut Indeks Persepsi Korupsi tahun 2023 yang dikeluarkan Transparency International, Thailand mendapat nilai buruk yaitu 35 dari 100 negara, dan berada di peringkat 108 dari 180 negara. Sebanyak 88% responden Thailand menganggap korupsi pemerintah sebagai masalah serius, dan 24% mengaku membayar suap pada tahun lalu.

Insiden ini memicu kemarahan, dan banyak yang mempertanyakan kurangnya tanggung jawab pemerintah. Berdasarkan hukum Thailand, pejabat yang korup dapat dijatuhi hukuman satu hingga 10 tahun penjara dan denda berkisar antara 2.000 hingga 20.000 baht ($60 hingga $600). Pemerintah daerah masih bungkam mengenai masalah ini dan belum jelas apakah pejabat tersebut akan dihukum dan bagaimana caranya.

Perlu dicatat bahwa ini bukanlah kasus yang terisolasi. Kasus lainnya menyangkut sebuah keluarga di provinsi Nakhon Ratchasima yang mengalami pelecehan selama enam tahun dari tetangga mereka, seorang pejabat pemerintah dan putra seorang polisi berpangkat tinggi. Meskipun melaporkan pelecehan tersebut, keluarga tersebut diancam dengan hukum, dan pelakunya tetap tidak dituntut.

Sektor publik Thailand mempekerjakan sekitar 1,68 juta pekerja, termasuk 421.000 pegawai negeri. Dulunya posisi ini diinginkan karena alasan keamanan finansial dan keuntungannya, tetapi sekarang posisi ini sudah kehilangan daya tariknya di kalangan generasi muda, yang kini semakin memilih karir yang lebih berisiko untuk mengejar passion mereka.



Sumber