AS dan UEA membahas kemajuan Koridor Ekonomi India-Timur Tengah-Eropa


Washington:

Presiden AS Joe Biden dan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed membahas kemajuan dalam Koridor Ekonomi India-Timur Tengah-Eropa (IMEC) dan menyoroti potensinya untuk mengantarkan “era baru konektivitas internasional.”

Proyek ambisius tersebut diluncurkan pada KTT Pemimpin G20 2023 di New Delhi, bersama dengan para pemimpin India, Arab Saudi, Prancis, Jerman, Italia, dan Uni Eropa. Setelah selesai, proyek ini akan menghubungkan India dengan jalur kereta api melalui Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Yordania, Israel, dan Eropa melalui Yunani.

Dalam pertemuan mereka di Gedung Putih pada hari Senin, Biden dan Zayed menegaskan bahwa koridor tersebut akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan efisiensi, menurunkan emisi gas rumah kaca dan memungkinkan integrasi transformatif Asia, Eropa dan Timur Tengah, menurut pernyataan bersama.

Kedua pemimpin menekankan bahwa terobosan kemitraan ini berpotensi mengantarkan “era baru konektivitas internasional” yang akan memfasilitasi perdagangan global dan distribusi energi ramah lingkungan, memperluas akses listrik yang dapat diandalkan, dan memperkuat telekomunikasi.

Menurut pernyataan tersebut, pihaknya menekankan pentingnya inisiatif bersama untuk mendorong ekonomi sirkular dan mendorong praktik berkelanjutan, sekaligus menggarisbawahi komitmennya terhadap inovasi untuk efisiensi sumber daya dan pertumbuhan ekonomi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Sebelumnya, saat menyambut Zayed di Gedung Putih, Biden mengatakan UEA adalah negara pionir yang selalu menatap masa depan dan membuat taruhan besar. “Ini adalah sesuatu yang menyatukan negara dan rakyat kita. Faktanya, hal ini merupakan landasan bagi pertumbuhan kerja sama kami di bidang kecerdasan buatan, energi ramah lingkungan, ruang angkasa, dan investasi pada infrastruktur yang menghubungkan kawasan,” ujarnya.

Biden juga mengumumkan rencana menjadikan UEA sebagai mitra pertahanan utama Amerika Serikat. Ini akan menjadi satu-satunya negara setelah India yang berhak atas status tersebut.

(Kecuali judulnya, cerita ini belum diedit oleh NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)


Sumber