Hantu Beirut: perang bayangan selama 40 tahun, operasi mata-mata antara Israel dan Lebanon

Serangan udara Israel pada hari Senin menewaskan 492 orang, termasuk 35 anak-anak, di Lebanon, serangan paling mematikan di negara itu dalam hampir dua dekade. Hal ini terjadi hanya beberapa hari setelah ribuan pager, yang masih digunakan di negara tersebut, meledak, menewaskan sedikitnya 32 orang dan melukai puluhan lainnya. Lebanon mengklaim bahwa Israel juga berada di balik ledakan tersebut.

Ketegangan antara Israel dan kelompok militan Hizbullah telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya selama setahun terakhir setelah serangan Hamas pada 7 Oktober. Meskipun Hizbullah mengatakan mereka tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Israel selatan, mereka tetap mendukung kelompok militan di Jalur Gaza, di mana serangan udara Israel telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina dan membuat hampir seluruh penduduk mengungsi.

Perang Bayangan

Perang rahasia antara badan intelijen Israel dan Hizbullah telah berlangsung selama lebih dari 40 tahun. Pada awal tahun 1980an, Israel menginvasi Lebanon untuk memberantas Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Meskipun Israel meraih kemenangan awal dengan memaksa PLO menarik diri dari Beirut, peristiwa bencana pada bulan November 1982 menandai awal perjuangan Israel melawan Hizbullah.

Dalam salah satu serangan besar pertama, sebuah ledakan dahsyat menghancurkan markas besar dinas intelijen Israel Shin Bet di kota Tirus, menewaskan 91 orang. Peristiwa ini ternyata menjadi salah satu bom mobil bunuh diri pertama yang dilakukan oleh militan Islam Syiah yang kemudian membentuk Hizbullah.

Hizbullah

Didirikan pada tahun 1983 dengan dukungan Iran, Hizbullah dengan cepat menjadi salah satu musuh Israel yang paling berbahaya. Organisasi tersebut, yang ahli dalam perang gerilya dan operasi rahasia, melanjutkan upayanya untuk mengganggu stabilitas sasaran Israel baik di dalam maupun di luar Lebanon. Pada tahun 1980an dan 1990an, Hizbullah melakukan berbagai serangan, termasuk pemboman barak militer Amerika dan Perancis di Beirut.

Hizbullah berhasil membiayai operasinya melalui jaringan pendukungnya yang luas, termasuk di Amerika Selatan, yang menjadi aspek kunci dalam perang siluman. Keterlibatan organisasi tersebut dalam aktivitas legal dan ilegal, seperti perdagangan narkoba dan pencucian uang, memungkinkan organisasi tersebut mengumpulkan sumber daya dalam jumlah besar yang sulit diganggu oleh Israel.

Contoh klasik dari jangkauan global Hizbullah terjadi pada awal tahun 1990an, ketika, setelah pembunuhan pemimpin Hizbullah Abbas al-Musawi oleh pasukan Israel, militan membalas dengan mengebom kedutaan Israel dan pusat komunitas Yahudi di Buenos Aires, Argentina, menewaskan lebih dari 100 orang. rakyat.

Operasi spionase

Namun, agen mata-mata Israel, Mossad, juga tetap bersikukuh. Mossad, dalam serangkaian pembunuhan tingkat tinggi, menargetkan anggota senior Hizbullah dan agen Iran yang terlibat dalam perencanaan serangan terhadap Israel.

Komandan militer Hizbullah yang sulit ditangkap, Imad Mughniyeh, menjadi sasaran khusus intelijen Israel. Mughniyeh, yang dianggap mendalangi beberapa serangan tingkat tinggi termasuk pemboman Lebanon tahun 1983, menghindari penangkapan selama beberapa dekade. Barulah pada tahun 2008 pasukan Israel bersama CIA berhasil membunuh Mughniyeh menggunakan bom mobil di Damaskus.

Hizbullah menanggapinya dengan berbagai upaya serangan terhadap kedutaan besar Israel dan warga sipil. Ini termasuk bom bunuh diri tahun 2012 di sebuah bus di Bulgaria yang menewaskan lima warga Israel.

Tahun ini, tepatnya pada Juli 2024, Israel berhasil melenyapkan dua petinggi Hizbullah, Fuad Shukr dan Ibrahim Aqil. Mereka terlibat dalam serangan terhadap pasukan Israel di Lebanon pada tahun 1980an.

Perang siluman tidak terbatas pada taktik konvensional atau bahkan gerilya. Salah satu serangan yang paling terkenal adalah virus komputer Stuxnet, sebuah operasi gabungan Israel-AS yang menargetkan fasilitas nuklir Iran pada tahun 2010. Serangan siber ini, yang menghancurkan mesin sentrifugal di fasilitas Natanz Iran, merupakan kasus operasi siber pertama yang menyebabkan kerusakan fisik.

Baru-baru ini, Hizbullah dan Israel terlibat dalam peperangan berteknologi tinggi jenis baru. Pada bulan September 2024, Hizbullah mengakui bahwa serangkaian serangan yang melibatkan ledakan pager dan walkie-talkie telah menyebabkan kerusakan serius pada kelompok tersebut. Operasi ini memiliki ciri khas Mossad, meskipun Israel tidak secara resmi mengakui tanggung jawabnya.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyebut tindakan terbaru Israel sebagai “deklarasi perang.”


Sumber