Pelepasan beras impor secara perlahan telah tercapai

File foto penanya/Edwin Bacasmas

MANILA, Filipina — Kelompok pengawas beras Bantay Bigas dan organisasi petani Amihan National Federation of Peasant Women mengatakan pada hari Senin bahwa pemerintah harus meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam penimbunan dan penyelundupan beras, setelah Departemen Pertanian (DA) mengatakan 888 van kontainer berisi sekitar 23 juta kilogram beras impor telah tertahan di pelabuhan Manila selama berbulan-bulan.

Cathy Estavillo, sekretaris jenderal Amihan dan juru bicara Bantay Bigas, mengatakan sudah waktunya untuk memerangi dugaan kolusi karena ada pihak yang mengambil keuntungan dari tindakan ilegal tersebut dengan mengorbankan petani dan konsumen.

Artikel berlanjut setelah iklan ini

UNTUK MEMBACA: Kepala PPA mengatakan ‘saat ini’ tidak ada kemacetan di pelabuhan mana pun

“Jika persoalan penumpukan yang berlebihan atau berlama-lamanya kontainer beras impor di pelabuhan Manila tidak terungkap, kemungkinan stok beras yang sudah tua atau tua masih bisa dijual ke konsumen Filipina atau melalui pusat Kadiwa,” ujarnya.

“Masyarakat harus bersatu untuk memberantas kegiatan ilegal ini karena ada kemungkinan beras karung tersebut sudah tidak layak konsumsi lagi,” tambahnya.

Artikel berlanjut setelah iklan ini

Kelompok-kelompok tersebut juga mengulangi seruan mereka sebelumnya untuk mencabut Undang-Undang Tarif Beras, Perintah Eksekutif No. 62 dan undang-undang serta kebijakan lain yang meliberalisasi sektor pertanian.


Tidak dapat menyimpan tanda tangan Anda. Silakan coba lagi.


Langganan Anda berhasil.



Sumber