Apa sumbu perlawanan? Bisakah hal ini menantang kekuatan militer Israel?

Setidaknya 558 orang tewas di Lebanon selatan setelah serangan udara terbesar Israel terhadap Hizbullah sejak awal perang Gaza pada 7 Oktober. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan sekitar 1.650 orang terluka, dan hampir 100 wanita dan anak-anak termasuk di antara korban tewas. Sementara itu, Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah karena serangan udara Israel yang tiada henti telah menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina dan membuat hampir seluruh penduduk mengungsi.

Inti dari konflik ini adalah Poros Perlawanan (Axis of Resistance), sebuah aliansi informal yang terdiri dari aktor-aktor negara dan non-negara yang bersatu melawan pengaruh Barat dan agresi Israel.

Apa sumbu perlawanan?

Poros Perlawanan adalah koalisi yang dipimpin oleh Iran. Ini mencakup berbagai kelompok militan dan organisasi politik seperti Hizbullah di Lebanon, rezim Assad di Suriah, Hamas di Jalur Gaza, dan Houthi di Yaman. Kelompok-kelompok ini, yang didukung oleh pengalaman militer dan sumber daya keuangan Iran, telah meningkatkan perlawanan mereka terhadap tindakan Israel, terutama sejak perang di Gaza meningkat setelah bulan Oktober tahun lalu.

Alat utama Iran dalam mengoordinasikan kekuatan ini adalah Pasukan Quds, cabang Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) yang bertanggung jawab melakukan operasi rahasia dan mendukung kelompok militan di seluruh wilayah. Iran menggunakan jaringan ini untuk memperkuat pengaruhnya dan menghadapi Israel dan sekutu Barat di Timur Tengah.

Berulang kali, gerakan Houthi Yaman, yang bersekutu dengan Iran dan Hizbullah, mengaku bertanggung jawab atas penembakan roket dan drone ke Israel. Menteri Pertahanan Yaman Mohamed Nasser Al-Atifi baru-baru ini menyatakan bahwa Houthi siap melanjutkan serangan terhadap pasukan Israel menyusul serangan negara Yahudi tersebut ke Lebanon.

Iran secara metodis telah membangun aliansi ini selama beberapa dekade. Ia telah lama dituduh memberikan bantuan keuangan dan pelatihan militer kepada berbagai faksi di Poros, khususnya Hizbullah dan Hamas. Menurut perkiraan AS, Iran memberikan sekitar $700 juta per tahun kepada Hizbullah dan lebih dari $100 juta kepada kelompok Palestina, termasuk Hamas dan Jihad Islam.

Dapatkah Poros Perlawanan menantang Israel?

Poros Perlawanan menimbulkan tantangan militer dan ideologi yang serius terhadap Israel. Kemampuan militer negara ini yang didukung AS dan teknologi pertahanan canggih seperti Iron Dome memberikan keunggulan signifikan dalam hal daya tembak dan sistem pertahanan.

Sementara itu, kelompok-kelompok seperti Hizbullah dan Hamas mengandalkan peperangan asimetris, menggunakan serangan roket, taktik gerilya, dan jaringan bawah tanah untuk memerangi kekuatan militer konvensional Israel yang sangat besar.

Di Lebanon, Hizbullah tetap menjadi perhatian utama Israel karena kedekatannya dan persenjataannya yang besar. Perang besar-besaran antara Hizbullah dan Israel kemungkinan besar akan menimbulkan dampak buruk bagi kedua belah pihak, karena roket Hizbullah dapat melumpuhkan pertahanan Israel, sementara angkatan udara Israel dapat menimbulkan kerusakan serius di Lebanon.

Di Gaza, Hamas terus melakukan perlawanan meskipun ada pemboman intensif Israel. Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk, dengan lebih dari seribu warga Palestina dilaporkan tewas dan jutaan orang mengungsi sejak konflik dimulai.


Sumber