Beritahu kami di luar protes tanggal 1 Oktober – pemuda N/Delta

Kaum muda di wilayah Delta Niger pada hari Jumat memisahkan diri dari protes nasional yang direncanakan pada tanggal 1 Oktober.

Ribuan generasi muda menyerbu Effurun untuk menyatakan posisi mereka pada Forum Pemangku Kepentingan/Keterlibatan yang diselenggarakan oleh Kantor Program Amnesti Presiden (PAP).

NAN melaporkan bahwa Effurun adalah markas administratif Wilayah Pemerintah Daerah Delta Uvwie.

Para pemuda menyatakan sikap mereka terhadap rencana pemberontakan tersebut, dan berjanji untuk terus mendukung pemerintahan yang dipimpin oleh Presiden Bola Tinubu.

Mereka mengimbau rekan-rekan mereka di wilayah tersebut untuk menolak usulan protes tersebut, dan memastikan bahwa Tinubu berkomitmen untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi wilayah tersebut.

Sebelumnya, Administrator PAP, Dr. Dennis Otuaro, telah mendesak masyarakat Delta Niger untuk menolak seruan protes apa pun.

Otuaro menekankan bahwa perdamaian dan stabilitas di Delta Niger ada di tangan warganya dan mendesak mereka untuk tetap damai.

Dia mengatakan keterlibatan konstruktif dengan pemerintah adalah kunci untuk mencapai pertumbuhan dan pembangunan.

Ketua PAP mengungkapkan, pekerjaan konstruksi di Jalan Timur-Barat, yang menurutnya merupakan arteri penting di Delta Niger, akan segera dilanjutkan.

“Presiden memiliki niat baik untuk Delta Niger dan kita harus mendukung upayanya untuk membawa pembangunan di wilayah kita.

“Masyarakat di Delta Niger tidak akan menjadi bagian dari protes apa pun.

“Permasalahan di Delta Niger akan diselesaikan oleh presiden, namun terserah pada kita untuk memastikan bahwa wilayah kita tidak digunakan sebagai basis protes.

“Kami memiliki tanggung jawab untuk memastikan wilayah kami damai.

“Adalah tanggung jawab kita untuk menjaga Delta Niger tetap aman dan mendukung upaya Pemerintah Federal untuk memperbaiki komunitas kita,” kata Otuaro.

Sementara itu, pemimpin Delta Niger, Paul Elvis, menyerukan perdamaian, dan menekankan bahwa krisis ini bukanlah obat mujarab terhadap tantangan yang mengganggu wilayah tersebut.

Beliau menyoroti pentingnya dialog dalam menyelesaikan perselisihan, dan menekankan bahwa perdamaian tidak dapat dicapai dalam suasana dendam dan pertikaian.

“Kita harus memahami bahwa kekerasan hanya akan menyebabkan lebih banyak kehancuran dan penderitaan di komunitas kita.

“Masyarakat kami mempunyai kekhawatiran yang wajar, namun kami harus menyalurkan keluhan ini melalui dialog dan bukan kekerasan,” katanya.

Perlu diingat bahwa PAP mengadakan pertemuan serupa pada hari Rabu dengan kelompok perempuan dari berbagai etnis di wilayah tersebut.

Sumber