"Keputusan tersulit": Petani Thailand terpaksa membunuh lebih dari 100 buaya


New Delhi:

Seorang petani di Thailand utara terpaksa memusnahkan lebih dari 100 buaya dari peternakannya ketika banjir bandang menimbulkan kekhawatiran bahwa mereka bisa melarikan diri dan menimbulkan ancaman bagi kehidupan manusia. Natthapak Khumkad, pemilik peternakan buaya di Lamphun, menjelaskan bahwa hujan yang turun terus-menerus selama berhari-hari telah merusak kandang tempat buaya siam miliknya dipelihara.

Karena hewan-hewan tersebut terancam melarikan diri, ia memutuskan untuk membunuh 125 ekor buaya yang panjangnya mencapai tiga meter. Khumkad sangat khawatir bahwa reptil tersebut dapat berkeliaran di pedesaan yang banjir, berpotensi menyerang penduduk dan hewan.

Insiden tersebut, dilansir CNN pada hari Jumat, terjadi di provinsi Lamphun setelah hujan lebat melanda wilayah tersebut. Pada bulan September, hujan lebat melanda Thailand utara, menyebabkan tanah longsor dan banjir yang menewaskan lebih dari 20 orang.

“Saya harus membuat keputusan tersulit dalam hidup saya untuk membunuh mereka semua. Saya dan keluarga telah berbicara tentang bagaimana jika tembok itu runtuh, kerusakan pada kehidupan masyarakat akan jauh lebih besar daripada yang dapat kami kendalikan. Kehidupan masyarakat dan keselamatan publik akan terpengaruh,” kata petani itu kepada CNN.

Dalam postingan Facebooknya, Natthapak Khumkad menunjukkan dinding kolam buaya yang terkikis dan menjelaskan: “Inilah alasan utama yang memaksa saya mengambil keputusan mendesak. Hari itu hujan deras. Dinding bawah air runtuh, mengakibatkan dia hampir mencapai dinding luar.”

Ia menjelaskan, meski para pekerjanya berusaha menutup area tersebut untuk memperbaiki kolam secepatnya, namun hujan yang terus turun membuat situasi menjadi berbahaya.

“Ini adalah krisis yang membutuhkan keputusan yang sangat mendesak. Saya terpaksa mengambil jalan terakhir, yaitu mengeluarkan buaya-buaya tersebut dari peternakan dengan cara menyembelihnya. Jika tidak benar-benar diperlukan, kami tidak akan menggunakan metode ini. Dalam situasi ini, ini adalah metode terbaik, tercepat dan teraman, mengingat hujan terus menerus. Terima kasih atas semua dorongan dan pengertian Anda,” tambah Natthapak.


Sumber