Rwanda melaporkan delapan kematian terkait virus Marburg

Virus Marburg yang mematikan berasal dari kelelawar buah dan menyebar ke manusia melalui kontak dekat.

Rwanda mengatakan sedikitnya delapan orang telah meninggal akibat virus Marburg yang sangat menular, mirip Ebola, hanya beberapa hari setelah negara tersebut mengumumkan wabah demam berdarah mematikan yang belum ada vaksin atau pengobatannya yang disetujui.

Seperti Ebola, virus Marburg berasal dari kelelawar buah dan menyebar ke manusia melalui kontak dekat dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi atau dengan permukaan seperti tempat tidur yang terkontaminasi.

Pada hari Jumat, Rwanda, negara yang terkurung daratan di Afrika Tengah, mengumumkan adanya wabah penyakit ini.

Sejauh ini, 26 kasus telah terkonfirmasi dan delapan orang yang terinfeksi telah meninggal, kata Menteri Kesehatan Sabin Nsanzimana pada Minggu malam.

Masyarakat diimbau menghindari kontak fisik untuk membatasi penyebaran virus, namun pihaknya juga mengidentifikasi sekitar 300 orang yang telah melakukan kontak dengan orang yang dipastikan mengidap virus tersebut.

Sejumlah dari mereka ditempatkan di sel isolasi, dan sebagian besar dari mereka yang terkena dampak adalah petugas kesehatan di enam dari 30 distrik di negara tersebut.

“Marburg adalah penyakit langka,” kata Nsanzimana kepada wartawan. “Kami mengintensifkan pelacakan kontak dan pengujian untuk membantu menghentikan penyebaran.”

Menteri mengatakan sumber penyakit tersebut belum diketahui dan menambahkan bahwa seseorang yang terinfeksi virus tersebut mungkin mengalami gejala selama tiga hari hingga tiga minggu.

Gejalanya meliputi demam, nyeri otot, diare, muntah, dan dalam beberapa kasus kematian karena kehilangan banyak darah.

WHO sedang memantau situasinya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meningkatkan dukungannya dan akan bekerja sama dengan otoritas Rwanda untuk menghentikan penyebaran virus ini, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Sabtu di platform media sosial X.

Menurut WHO, wabah virus Marburg dan kasus terisolasi telah dilaporkan di masa lalu di Tanzania, Guinea Ekuatorial, Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan, Uganda, dan Ghana.

Virus langka ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1967 setelah menyebabkan wabah secara bersamaan di laboratorium di Marburg, Jerman, dan Beograd, Serbia. Tujuh orang yang bersentuhan dengan virus tersebut saat melakukan penelitian terhadap monyet meninggal.

Secara terpisah, enam kasus mpox, penyakit yang disebabkan oleh virus terkait cacar yang biasanya menimbulkan gejala lebih ringan, telah dilaporkan di Rwanda.

Mpox juga berdampak pada beberapa negara Afrika lainnya, yang telah dinyatakan oleh WHO sebagai darurat kesehatan global.

Awal bulan ini, Rwanda meluncurkan kampanye vaksinasi mpox dan diperkirakan lebih banyak vaksin akan tiba di negara tersebut.

Sumber