MANILA, Filipina – Kandidat Senat dari koalisi Makabayan menyerukan reformasi tanah yang sesungguhnya pada hari Rabu di tengah kasus pelecehan yang melibatkan aparat negara dan petani lokal di Lupang Ramos di Kota Dasmariñas, Cavite.
Pada pertemuan balai kota pada hari Rabu, para kandidat Senat menyatakan dukungan mereka terhadap petani lokal karena mereka terus menghadapi ancaman penggusuran dari unit pemerintah daerah (LGU) Dasmariñas.
“Hak petani atas Terra de Ramos lebih dari sekedar hak milik atau dokumen apa pun. Permasalahan petani di sini tercermin dari tidak adanya reforma agraria yang sesungguhnya, yang tujuan utamanya adalah pembagian tanah secara cuma-cuma kepada petani,” kata calon Senat sekaligus presiden Kilusang Magbubukid ng Pilipinas (KMP), Danilo Ramos, dalam diskusi tersebut. .
(Hak-hak petani di Lupang Ramos tidak hanya mencakup hak milik atau dokumen apa pun. Perjuangan mereka mencerminkan lemahnya reformasi agraria yang sesungguhnya, yang tujuan utamanya adalah pembagian tanah secara cuma-cuma bagi para penggarapnya.)
Menurut kelompok nelayan Pambansang Lakas ng Kilusang Mamamalakaya ng Pilipinas (Pamalakaya), lebih dari 50 personel dari Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), Kepolisian Nasional Filipina (PNP), Biro Perlindungan Kebakaran (BFP) dan LGU Dasmariñas berusaha melakukan masuk Lupang Ramos pada 26 September.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
Pasukan negara menyebut pemetaan risiko kebakaran dan operasi drone sebagai tujuan kunjungan mereka, kata Pamalakaya dalam sebuah pernyataan.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
Ramos, di balai kota, menuntut agar LGU Dasmarinas menolak resolusi yang mengizinkan pasukan negara memasuki wilayah sengketa dengan kedok operasi pemberantasan pemberontakan.
Ia juga menegaskan, reforma agraria harus menjadi prioritas mendesak pada pemilu paruh waktu 2025 mendatang.
BACA: DAR berkomitmen untuk melanjutkan dialog di wilayah yang mengalami sengketa tanah
“Reformasi pertanahan harus menjadi isu sentral dalam pemilu nasional berikutnya pada tahun 2025 karena tanah adalah hak dasar dan setara dengan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Filipina,” kata Ramos.
(Reformasi pertanahan harus menjadi isu sentral dalam pemilu nasional berikutnya pada tahun 2025, karena tanah adalah hak mendasar dan setara dengan ketahanan pangan bagi seluruh rakyat Filipina.)