Pemerintah Kaduna menyangkal laporan pinjaman sebesar ₦36 miliar

Pemerintah Negara Bagian Kaduna telah membantah tuduhan yang menyatakan bahwa negara tersebut mempunyai utang sebesar ₦36 miliar dalam enam bulan terakhir, dan menyebut laporan tersebut tidak akurat dan menyesatkan.

Pemerintah menyatakan bahwa saat ini mereka membayar hampir tiga kali lipat jumlah pinjaman yang diperoleh pemerintahan sebelumnya, situasi ini disebabkan oleh devaluasi Naira yang signifikan.

Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Komisioner Perencanaan dan Anggaran, Mukhtar Ahmed, pemerintah negara bagian menyoroti variasi tersebut nilai tukar akan berdampak pada pembayaran kembali kewajiban pinjaman yang ada.

Menurut pemerintah, beban utang yang diwarisi pemerintahan sebelumnya terdiri dari pinjaman jangka panjang.

“Komitmen pinjaman ini, termasuk program Bank Dunia seperti AGILE, SURWASH dan ACReSAL, semuanya telah disepakati pada pemerintahan sebelumnya,” mencatat pernyataan tersebut, menekankan bahwa tidak ada pinjaman baru yang diambil di bawah pemerintahan Gubernur Sani.

Lebih lanjut Ahmed menjelaskan, peningkatan pendapatan pinjaman pada kuartal II 2024 disebabkan oleh devaluasi Naira yang drastis.

“Perjanjian pinjaman pemerintahan sebelumnya, berdasarkan nilai tukar ₦415-₦480 per dolar, menyebabkan Naira anjlok hingga lebih dari ₦1.600 per dolar, yang secara efektif melipatgandakan nilai utang tersebut dalam mata uang lokal,” dia mengamati.

Pemerintah Negara Bagian Kaduna, sebagaimana diungkapkan oleh Komisaris, menyatakan ketidakpuasannya terhadap platform online karena tidak meminta klarifikasi sebelum menerbitkan laporan tersebut.

Pemerintah menuduh outlet tersebut menyebarkan informasi yang salah, dan menggolongkannya sebagai bentuk “terorisme digital” yang melayani agenda eksternal dengan mengalihkan perhatian dari penyelidikan yang sedang berlangsung mengenai kesalahan pengelolaan keuangan yang terkait dengan pemerintahan sebelumnya.

Ia menekankan, meski ada laporan yang salah, pemerintah tetap berkomitmen terhadap transparansi pengelolaan utang dan disiplin keuangan, dengan memprioritaskan penguatan perekonomian negara tanpa menambah beban keuangan.

“Pemerintah negara bagian telah menegaskan kembali tekadnya untuk meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas kesalahan pengelolaan sumber daya negara, dan berjanji untuk mengubah posisi Kaduna demi kepentingan warganya,” tambah Komisaris.

Sumber