Banjir: Pemerintah Negara Bagian Ondo Perintahkan Evakuasi, Kerahkan Tanggap Darurat

Pemerintah Negara Bagian Ondo dengan cepat merespons banjir dahsyat yang melanda beberapa bagian negara bagian tersebut, memerintahkan evakuasi segera terhadap penduduk yang terkena dampak dan meluncurkan upaya respons cepat untuk mengurangi kerusakan lebih lanjut.

Intervensi yang tepat waktu ini bertujuan untuk meringankan penderitaan orang-orang yang terkena dampak terutama di daerah seperti Itanla, Oka, Odo Ijomu, Bethlehem dan jalan tol Akure-Ondo dimana properti senilai jutaan naira telah hancur.

Hal ini tertuang dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Komisioner Lingkungan Hidup negara, Bapak Oyeniyi Oseni.

Pernyataan tersebut menyatakan bahwa pemerintah telah menerapkan semua mekanisme yang diperlukan untuk mencegah banjir di masa depan.

Pernyataan itu menambahkan bahwa ekskavator amfibi telah dikerahkan di daerah kritis yang rawan erosi di negara bagian tersebut untuk melakukan pengerukan.

Menurut komisaris, penyebab banjir pada hari Jumat juga disebabkan oleh pembangunan aliran air di sebuah properti di Fagun dan di sepanjang zona jalan raya masyarakat Ife.

Dia lebih lanjut menyatakan bahwa kementeriannya akan bekerja sama dengan bagian pemerintahan terkait untuk mengatasi pembangunan ilegal di sepanjang saluran air.

Larangan air sachet dimulai pada Pemerintahan Januari-Lagos

Oleh Chika Mefor-Nwachukwu

Komisioner Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air, Tokunbo Wahab mengumumkan larangan peredaran air kemasan dan plastik sekali pakai akan berlaku mulai Januari 2025.

Hal ini diungkapkan Wahab baru-baru ini pada lokakarya pemangku kepentingan dan peningkatan kesadaran mengenai penerapan larangan penggunaan styrofoam dan SUP untuk kemasan di Lagos.

Dia mengatakan larangan tersebut merupakan bagian dari langkah Pemerintah Negara Bagian untuk menerapkan pedoman kebijakan pemanfaatan plastik, yang selanjutnya memastikan pengelolaan sampah plastik berkelanjutan dan lingkungan yang sehat dan aman.

Perlu diingat bahwa negara pertama kali mengumumkan larangan penggunaan dan distribusi styrofoam dan plastik sekali pakai lainnya pada bulan Januari.

Wahab mengatakan, keputusan tersebut diambil karena adanya ancaman plastik sekali pakai, khususnya styrofoam non-biodegradable, yang berdampak buruk terhadap lingkungan.

Selain itu, Pemerintah Federal pada bulan Juni mengumumkan larangan penggunaan plastik sekali pakai di semua Kementerian, Departemen, dan Lembaga (MDA).

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Iziaq Adekunle Salako, yang menyampaikan pengumuman tersebut, menekankan bahwa larangan tersebut sejalan dengan strategi pengelolaan sampah plastik pemerintah yang lebih luas, dan menambahkan bahwa ancaman polusi plastik merupakan masalah besar di negara kita.

“Inisiatif ini menunjukkan komitmen kami untuk mengatasi tiga ancaman yaitu perubahan iklim, hilangnya keanekaragaman hayati, dan polusi,” katanya.

Perubahan iklim: Salako mendorong masyarakat Nigeria untuk menanam pohon setiap tahun
Oleh Chika Mefor-Nwachukwu

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Dr. Iziaq Kunle Salako, mendesak masyarakat Nigeria untuk mengambil tindakan melawan perubahan iklim dengan menanam dan membudidayakan setidaknya satu pohon setiap tahun.

Hal tersebut disampaikan Menteri pada saat Makan Siang Kampanye Penanaman Pohon yang diadakan di Universitas Abuja baru-baru ini.

Salako mengungkapkan, di awal tahun ia berkomitmen untuk secara pribadi menanam dan membudidayakan setidaknya 50 pohon dan mengungkapkan kebahagiaannya karena telah melampaui targetnya.

“Harapan saya adalah melihat saat dimana setiap orang dewasa di Nigeria menanam dan menanam setidaknya satu pohon setiap tahunnya sebagai aksi iklim pribadi kita untuk mengatasi tantangan perubahan iklim yang ada di hadapan kita semua. Pada hari ini kita juga dapat berkomitmen untuk menanam dan membudidayakan pohon untuk merayakan acara-acara khusus kita seperti ulang tahun, hari jadi pernikahan dan lain sebagainya,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ketika “kita menanam pohon-pohon ini, kita menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan tindakan iklim, mengakui pentingnya konservasi keanekaragaman hayati dan menekankan keterlibatan masyarakat dalam perlindungan lingkungan.”

Salako menyatakan, misi Presiden Bola Tinubu terkait lingkungan hidup adalah mendorong praktik ramah lingkungan, mendukung upaya reboisasi, dan menumbuhkan budaya keberlanjutan.

“Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan tutupan hutan hingga mencapai cakupan 25 persen yang direkomendasikan, memulihkan hutan yang terdegradasi, mendorong pengelolaan dan konservasi hutan berkelanjutan, meningkatkan keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem, serta mendukung upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

“Untuk mencapai tujuan ini, salah satu tujuan utama Kementerian Lingkungan Hidup Federal dan badan-badannya pada tahun 2024 adalah menanam setidaknya 6 juta pohon,” katanya.

Dia menambahkan bahwa pemerintah federal juga mendorong agenda kehutanannya melalui Program Great Green Wall (GGW), sebuah jalur hijau sepanjang 15 kilometer di 11 negara bagian untuk memerangi penggurunan.

Ia meminta masyarakat Nigeria untuk bekerja sama dalam memitigasi tantangan perubahan iklim, melestarikan habitat alami, dan memastikan lingkungan yang lebih sehat untuk generasi mendatang.

“Seperti kita ketahui, manfaat pepohonan sangat banyak, antara lain mitigasi perubahan iklim, pengendalian erosi, pengaturan siklus air, konservasi keanekaragaman hayati dan jasa ekosistem, lapangan kerja ramah lingkungan, dukungan mata pencaharian, manfaat ekonomi dari pengelolaan hutan berkelanjutan, kredit karbon, ekowisata dan sebagainya. aktif,” katanya.

Sumber