Seorang jurnalis Palestina (19 tahun) tewas dalam serangan udara Israel setelah menerima ancaman

Hassan Hamad tewas dalam serangan di rumahnya di kamp Jabalia, sehingga jumlah total jurnalis yang terbunuh menjadi 175 orang.

Pasukan Israel membunuh jurnalis Palestina Hassan Hamad dalam penggerebekan di rumahnya di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara, beberapa hari setelah jurnalis yang dibunuh itu mengatakan seorang perwira Israel telah memperingatkannya untuk berhenti syuting di Gaza.

Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, dengan terbunuhnya seorang jurnalis berusia 19 tahun yang karyanya muncul di Al Jazeera dan stasiun lainnya, jumlah jurnalis Palestina yang terbunuh sejak awal perang telah meningkat menjadi 175 orang. Protect Journalists (CPJ) mengatakan setidaknya 128 jurnalis dan staf media termasuk di antara lebih dari 41.000 orang yang terbunuh sejak Israel melancarkan perang dahsyat di Gaza pada Oktober 2023.

Para kolega dan Kantor Media Pemerintah Gaza mengkonfirmasi kematian Hamad, dan mengatakan bahwa rumah jurnalis tersebut sengaja diserang untuk membungkamnya setelah ia menerima ancaman.

“Hassan Hamad, seorang jurnalis yang belum mencapai usia 20 tahun, melakukan perlawanan dengan caranya sendiri sepanjang tahun. Ia membalasnya dengan menjauhi keluarganya agar tidak menjadi sasaran. Ketika dia mencoba mencari sinyal internet, dia melawan dan duduk di atap selama satu atau dua jam untuk mengunggah video yang sampai kepada Anda dalam hitungan detik,” demikian bunyi postingan di akun Hamada X yang diposting rekannya.

“Pada pukul 6 pagi (03:00 GMT) dia menelepon saya untuk mengirimkan video terakhirnya. Setelah percakapan yang berlangsung tidak lebih dari beberapa detik, dia berkata: “Mereka siap, siap” dan menutup telepon,” teman itu menambahkan.

Hamad mendokumentasikan perang Israel di Gaza selama lebih dari setahun dan bekerja sebagai reporter televisi lepas.

Menurut jurnalis Palestina Maha Hussaini, beberapa hari sebelum kematian Hamad, seorang pejabat Israel mengancamnya melalui pesan Whatsapp dan beberapa panggilan telepon, memerintahkan dia untuk berhenti syuting di Gaza.

“Dengar, jika Anda terus menyebarkan kebohongan tentang Israel, selanjutnya kami akan datang untuk Anda dan mengubah keluarga Anda menjadi Anda […] Ini adalah peringatan terakhirmu…” Hussaini memposting di X, membagikan pesan yang diterima Hamad.

Pemerintah Israel belum mengomentari kematiannya.

“Setiap kali seorang jurnalis terbunuh, terluka, ditangkap atau dipaksa diasingkan, kami kehilangan sebagian kebenarannya,” kata direktur program CPJ Carlos Martinez de la Serna dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.

“Mereka yang bertanggung jawab atas para korban ini menghadapi persidangan ganda: satu di bawah hukum internasional dan yang lainnya di bawah pengawasan sejarah yang tanpa ampun,” tambahnya.



Sumber