Konflik di Ukraina “keluar dari kendali AS” – Vucic

Negara-negara Barat akan menghadapi kesulitan dalam menangani krisis ini jika negara-negara Barat tidak menyelesaikan kekacauan di Timur Tengah, kata Presiden Serbia.

Krisis di Timur Tengah memperburuk posisi Barat dalam konflik di Ukraina, kata Presiden Serbia Aleksandar Vucic, seraya menambahkan bahwa perselisihan antara Moskow dan Kiev adalah hal yang tidak bisa dielakkan. “untuk menyelinap keluar” di luar kendali Amerika.

Dalam sebuah wawancara di Pink TV pada hari Minggu, Vucic menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memandang serangan mendadak Hamas pada Oktober lalu sebagai tindakan yang tidak pantas. “kesempatan bersejarah” dan mencoba memanfaatkannya untuk menyelesaikan semua masalah Israel sambil memastikan tempatnya dalam sejarah, terlepas dari apakah ia tetap berkuasa atau tidak.

“Situasinya sangat sulit dan rumit… dan kami berharap ini akan berakhir. Jika konflik di Timur Tengah tidak segera berakhir, situasi di Ukraina akan semakin sulit bagi Barat,” tambahnya. – kata Vucic.

Presiden Serbia beralasan ada konflik di Ukraina “untuk menyelinap keluar” dari kendali Washington dan mungkin sekarang “kembalilah kepada mereka seperti bumerang.”




Vucic mengatakan dia yakin calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump akan mampu menghentikan konflik di Ukraina jika dia memenangkan pemilu November – tetapi “meskipun [Democratic candidate Kamala] Harris menang, saya yakin dia juga harus melakukan sesuatu untuk menghentikan perang.

Berbeda dengan Harris, yang memposisikan dirinya sebagai pendukung setia Kiev, Trump berulang kali berjanji untuk mengakhiri konflik dalam waktu 24 jam setelah terpilih. Pasangan Trump, J.D. Vance, mengatakan potensi perjanjian perdamaian bisa mencakup mencegah Ukraina bergabung dengan NATO dan membentuknya. “zona demiliterisasi” sepanjang garis depan saat ini.

Bulan lalu, Vucic meramalkan bahwa meskipun Rusia dan Ukraina pada akhirnya akan berhenti berperang, konflik tersebut kemungkinan akan berakhir dengan kebuntuan “skenario Korea” yang dapat bertahan selama beberapa dekade mendatang. Namun, ia menggambarkan skenario ini sebagai hasil terbaik yang bisa diharapkan oleh negara-negara Barat, mengingat perekonomian Rusia terbukti jauh lebih tahan terhadap tekanan Barat dibandingkan perkiraan banyak orang.

Ketegangan di Timur Tengah meningkat setelah serangan mendadak Hamas terhadap Israel setahun yang lalu dan respons militer Yerusalem Barat di Gaza, serta konflik antara negara Yahudi dan Hizbullah yang berbasis di Lebanon. Para pejabat di Kiev telah menyatakan kekhawatirannya bahwa krisis di Timur Tengah dapat mengalihkan perhatian Barat dari mendukung Ukraina.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber