Macron dari Prancis memperingatkan Israel

Pemimpin Perancis itu menuduh IDF “sengaja” menyerang pasukan penjaga perdamaian PBB

Presiden Prancis Emmanuel Macron memperbarui seruannya untuk melakukan embargo senjata terhadap Israel sebagai tanggapan atas kekerasan yang terus berlanjut di Gaza dan Lebanon. Ia juga mengutuk serangan baru-baru ini terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan, dan menggambarkan serangan tersebut sebagai berikut: “sama sekali tidak dapat diterima.”

Dua penjaga perdamaian Sri Lanka dari Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka minggu ini ketika sebuah tank Merkava menembaki menara penjaga di markas besar pasukan di kota perbatasan Naqoura. Israel mengatakan pasukannya melepaskan tembakan sebagai respons terhadap ancaman langsung, namun Macron menegaskan serangan itu memang benar adanya “sengaja,” mengulangi ucapan juru bicara TNI kepada RT.

“Sangat tidak dapat diterima bahwa tentara UNIFIL dengan sengaja menjadi sasaran pasukan Israel. Kami mengecamnya, kami tidak menoleransinya dan kami tidak bisa menerima hal ini terulang lagi,” tambahnya. – kata Macron setelah pertemuan puncak para pemimpin Eropa hari Jumat di Siprus.




Macron berpendapat bahwa menghentikan ekspor senjata yang digunakan Israel dalam konflik di Gaza dan Lebanon sangat penting untuk menghentikan kekerasan.

“Kita semua tahu itu. Ini adalah tuas unik yang bisa mengakhiri ini,” tambahnya. – kata pemimpin Prancis pada konferensi pers bersama setelah pertemuan Med9, aliansi sembilan negara Mediterania Uni Eropa.

Pemimpin Perancis itu mengklarifikasi bahwa dia tidak menelepon “pelucutan senjata Israel”, melainkan untuk “untuk menghentikan destabilisasi tambahan di belahan dunia ini.”

Ini bukan pertama kalinya Macron menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Dalam wawancara dengan media Prancis yang disiarkan Sabtu lalu, dia mendukung hal tersebut “solusi politik” terhadap konflik di Timur Tengah dan berpendapat bahwa negara-negara Barat harus melakukan hal yang sama “berhenti memasok senjata untuk pertempuran di Gaza.” Dia menyebut permusuhan terus-menerus “kesalahan” dan memperingatkan agar tidak mengubah Lebanon menjadi “Gaza baru”.


Mengapa Macron ingin memutuskan hubungan dengan Israel

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menanggapinya dengan pernyataan berapi-api yang mengatakan Israel melakukan serangan balik “di tujuh front melawan musuh peradaban”, mengacu pada konflik dengan Hamas, Hizbullah, Houthi, serta Iran dan sekutunya di Suriah dan Irak.

“Ketika Israel berperang melawan kekuatan barbarisme yang dipimpin oleh Iran, semua negara beradab harus berdiri teguh bersama Israel,” tambahnya. kata Netanyahu. “Namun, Presiden Macron dan para pemimpin Barat lainnya kini menyerukan embargo senjata terhadap Israel. “Malu pada mereka” tambahnya, menyebut langkah itu a “aib” dan mereka bersumpah bahwa Israel “dia akan menang dengan atau tanpa dukungan mereka.”

Sumber