Emirates memberi sinyal “pembicaraan serius” dengan Boeing

CEO mengatakan maskapai ini terpaksa melakukan penyesuaian armada yang mahal karena penundaan pengiriman

CEO Emirates, salah satu maskapai penerbangan internasional terbesar di dunia, mengumumkan bahwa maskapai tersebut akan melakukan hal tersebut “percakapan serius” dengan Boeing setelah raksasa manufaktur Amerika itu mengumumkan bahwa model 777X-nya akan mengalami penundaan lebih lanjut.

Boeing pekan lalu mengkonfirmasi bahwa pengiriman pertama pesawat berbadan lebarnya akan ditunda hingga tahun 2026, hampir enam tahun setelah 777X dijadwalkan untuk menjangkau pelanggan.

Mengomentari penundaan tersebut, CEO Emirates Tim Clark mengatakan pada hari Senin bahwa maskapai tersebut “Kami harus melakukan perubahan yang signifikan dan sangat mahal terhadap program armada kami sebagai akibat dari banyaknya kekurangan kontrak yang dialami Boeing, dan kami akan melakukan diskusi serius dengan mereka dalam beberapa bulan ke depan.”

Maskapai berbendera Uni Emirat Arab ini juga merupakan salah satu pelanggan berbadan lebar terbesar Boeing, dengan pesanan 150 pesawat yang belum terpenuhi.

Pengiriman 777X pertama awalnya dijadwalkan pada tahun 2021, tetapi perusahaan berulang kali menunda tanggal peluncurannya.

Pada bulan Agustus, pabrikan menghentikan uji penerbangan 777X setelah ditemukan retakan pada komponen penting yang menghubungkan mesin ke sayap.

Keterlambatan pengiriman ini disebabkan oleh masalah perusahaan dengan hambatan sertifikasi dan pemogokan buruh yang melibatkan hampir 33.000 pekerja AS. Pemogokan yang sedang berlangsung telah mengurangi produksi pesawat terlaris Boeing, seperti 737 MAX, 777 dan 767, serta menghentikan program pengujian 777X.




Pekan lalu, Boeing juga mengumumkan rencana untuk memangkas 17.000 pekerjaan, atau hampir 10% dari tenaga kerjanya, dalam beberapa bulan mendatang karena raksasa kedirgantaraan itu terus mengalami kerugian.

Clark mengungkapkan rasa frustrasinya terhadap revisi jadwal pengiriman 777X yang disampaikan oleh para eksekutif di maskapai penerbangan lain yang menunggu pengiriman di tengah tingginya permintaan perjalanan.

“Mengingat tertundanya otorisasi inspeksi jenis 777X dan tidak adanya jadwal pengoperasian kembali yang jelas, ditambah dengan pemogokan yang memasuki minggu keempat, saya tidak melihat bagaimana Boeing dapat membuat perkiraan tanggal pengiriman yang berarti,” tambahnya. katanya.

Untuk mengakomodasi penundaan tersebut, Emirates harus meluncurkan program modernisasi senilai $3 miliar yang mencakup 191 pesawat.

Program ini mencakup modernisasi armada pesawat Boeing 777 dan Airbus A380 yang ada, pemasangan kursi generasi berikutnya, dan renovasi interior untuk memperluas cakupan operasi.

Karena penundaan yang berkepanjangan, maskapai ini terpaksa memperpanjang umur jet yang ada, sehingga meningkatkan biaya perawatan pesawat.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber