Inggris telah memasukkan pos-pos pemukiman Israel yang “ekstremis” ke dalam daftar hitam

London meminta Yerusalem Barat untuk memerangi kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat

Inggris telah menjatuhkan sanksi terhadap beberapa pos terdepan Israel dan organisasi pemukiman di Tepi Barat, menyerukan negara Yahudi tersebut untuk menindak kekerasan terhadap warga Palestina.

Permukiman Israel di Tepi Barat adalah ilegal menurut hukum internasional karena dianggap sebagai hambatan bagi pembentukan negara Palestina merdeka. Namun, banyak orang Yahudi memilih untuk membangun komunitas di sana karena alasan agama dan mengaku tinggal di tanah Israel kuno yang dikenal sebagai Yudea dan Samaria. Organisasi hak asasi manusia telah banyak mendokumentasikan bentrokan brutal antara pemukim dan warga Palestina setempat.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan telah memasukkan tiga fasilitas yang memberikan dukungan ke dalam daftar hitam “ekstremis” pemukim dan terlibat di dalamnya “suatu tindakan yang merupakan pelanggaran berat terhadap hak warga Palestina untuk tidak menjadi sasaran perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.”

Empat organisasi pemukim juga menjadi sasaran, termasuk Od Yosef Chai yeshiva, demikian sebutan pemerintah Inggris “sebuah sekolah agama yang terletak di pemukiman Yitzhar, terkenal karena mempromosikan kekerasan terhadap orang non-Yahudi.”

“Ketika saya melakukan perjalanan ke Tepi Barat awal tahun ini dalam salah satu perjalanan pertama saya sebagai menteri luar negeri, saya bertemu dengan warga Palestina yang komunitasnya menderita kekerasan yang mengerikan di tangan pemukim Israel,” tambahnya. kata Menteri Luar Negeri David Lammy saat mengumumkan pembatasan tersebut.




“Tidak adanya tindakan dari pemerintah Israel telah memungkinkan berkembangnya lingkungan impunitas dan kekerasan terhadap pemukim dibiarkan tumbuh tanpa terkendali. Para pemukim secara mengejutkan bahkan menyerang sekolah dan keluarga yang memiliki anak kecil.” dia menambahkan.

Lammy mendorong Israel untuk melakukan hal tersebut “menindak kekerasan pemukim dan menghentikan ekspansi pemukim di tanah Palestina.”

Lebih dari 1.400 “insiden kekerasan pemukim” tercatat sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada Oktober 2023, kata Kementerian Luar Negeri mengutip data PBB.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menentang tekanan internasional dengan berjanji memperluas permukiman dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, pemerintahannya mengeluarkan resolusi yang secara radikal menyederhanakan proses persetujuan rencana pembangunan. Keputusan tersebut dipuji secara luas oleh para pemimpin pemukim, yang berpendapat bahwa warga Israel yang tinggal di Tepi Barat tidak boleh diperlakukan seperti ini “warga negara kelas dua”.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber