Teliti elit Israel "Hantu" Unit penembak jitu dituduh melakukan kejahatan perang di Gaza


New Delhi:

Pengadilan Belgia telah membuka penyelidikan atas tuduhan kejahatan perang yang dilakukan oleh seorang prajurit Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selama konflik yang sedang berlangsung di Gaza. Kantor Kejaksaan Federal Belgia telah membuka penyelidikan terhadap warga negara Belgia-Israel berusia 20-an yang bertugas di IDF. Prajurit itu lahir dan besar di pinggiran kota Brussel dan bertugas di unit penembak jitu multidimensi elit “Ghost” (Refaim) dari IDF, laporan katanya.

Investigasi berpusat pada tuduhan bahwa seorang tentara menargetkan warga sipil tak bersenjata di Jalur Gaza. Pengaduan tersebut menyatakan bahwa warga sipil yang tidak terlibat ditembak dengan sengaja, yang merupakan pelanggaran terhadap hukum internasional yang melindungi non-kombatan.

Asosiasi Belgia-Palestina (ABP) mengajukan pengaduan, yang kemudian memulai penyelidikan. Hukum Belgia mengizinkan warga negaranya untuk diadili atas kejahatan yang dilakukan di luar negeri.

Kantor Kejaksaan Federal Belgia mengkonfirmasi penyelidikan tersebut pada hari Jumat, dengan mengatakan bahwa penyelidikan tersebut bertujuan untuk memeriksa apakah dugaan kejahatan perang tersebut dilakukan oleh penembak jitu.

Kasus ini menyusul laporan seorang jurnalis Palestina Younis Tirawiyang menuduh unit penembak jitu Refaim sengaja menargetkan warga sipil tak bersenjata. Menurut Tirawi, temuannya dikonfirmasi oleh seorang perwira senior Amerika yang bertugas di unit tersebut. Petugas tersebut diduga membagikan bukti dan menceritakan kejadian di mana unit tersebut menembaki warga sipil bahkan ketika tidak ada ancaman terhadap pasukan IDF.

Menurut laporan, unit Refaim, yang merupakan anggota tentara tersangka, telah beroperasi di Gaza sejak Oktober 2023. Unit militer elit Israel ini, terdiri dari 21 tentara, beranggotakan anggota dari berbagai negara. Selain warga Belgia yang sedang diselidiki, unit tersebut juga mencakup tiga orang Amerika, dua warga negara Perancis, satu orang Jerman, dan satu orang Italia.

Kasus terhadap penembak jitu Belgia sebagian besar bergantung pada wawancara yang dilakukan oleh Tirawi. Menurut jurnalis tersebut, seorang perwira senior Amerika memberikan kesaksian yang mengerikan, membandingkan Gaza dengan kota Sodom dalam Alkitab, yang dihancurkan karena dosa-dosanya.

Petugas tersebut diduga menyebut warga Gaza sebagai “orang Amalek” – sebuah istilah Perjanjian Lama yang sering digunakan dalam konteks sejarah untuk menggambarkan musuh-musuh Israel.



Sumber