"Rasanya aneh": Wanita yang dibebaskan dari ISIS mengungkapkan bahwa merekalah yang memaksa mereka memakan anak-anak

Dua minggu setelah diselamatkan dari Gaza oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Fawzia Amin Sido yang selamat dari Yazidi menceritakan kekejaman mengerikan yang dia alami saat ditahan oleh ISIS. Ibu Sido menceritakan bagaimana, pada usia sembilan tahun, dia dan saudara laki-lakinya ditangkap dan dipaksa melakukan perjalanan dari Sinjar ke Tal Afar. Kelompok tersebut kelaparan selama tiga hari sebelum diberi nasi dan daging, yang kemudian mereka ketahui adalah daging anak-anak Yazidi.

“Mereka menyiapkan nasi dan memberi kami daging untuk dimakan. Dagingnya terasa aneh, dan beberapa dari kami mengalami sakit perut setelahnya,” kenang Bu Sido Kantor Pos Yerusalem.

“Ketika kami selesai, mereka memberi tahu kami bahwa itu adalah daging anak-anak Yazidi. Mereka menunjukkan kepada kami gambar anak-anak yang dipenggal dan berkata, “Ini adalah anak-anak yang kamu makan sekarang.”

“Salah satu perempuan menderita gagal jantung dan meninggal tak lama kemudian,” kata Sido, sambil menambahkan bahwa salah satu ibu bahkan mengenali anaknya sendiri dari tangannya. “Mereka memaksa kami. Namun sangat sulit untuk mengetahui bahwa hal itu terjadi. Tapi itu bukan di tangan kami,” tambahnya.

Fawzia Sido adalah salah satu dari banyak wanita Yazidi yang diperbudak ISIS pada tahun 2014, pada masa teror kelompok tersebut. Kaum Yazidi, kelompok agama minoritas di Irak utara, mengalami kengerian yang tak terbayangkan.

Pengungkapan Ms. Sido mengikuti tuduhan sebelumnya bahwa ISIS memberi makan daging manusia kepada para tawanannya. Anggota parlemen Yazidi, Vian Dakhil, pertama kali mengungkap praktik ini pada tahun 2017, namun kesaksian langsung dari Sido adalah salah satu konfirmasi paling jelas mengenai kebejatan ini.

Cobaan berat yang dialami Fawzi Sido tidak berakhir dengan pemaksaan memakan daging manusia. Selama sembilan bulan dia ditahan di penjara bawah tanah bersama 200 wanita dan anak-anak Yazidi lainnya. Beberapa anak meninggal karena air yang terkontaminasi. Ibu Sido juga dijual ke sejumlah jihadis, termasuk Abu Amar al-Maqdisi, yang memiliki dua anak bersamanya.

Setelah bertahun-tahun disandera, dia diselamatkan oleh IDF dalam operasi gabungan dengan Kedutaan Besar AS dan dikembalikan ke keluarganya di Irak. Namun, anak-anaknya tetap tinggal di Gaza bersama keluarga penculiknya, tempat mereka dibesarkan sebagai Muslim Arab.

Dia berkata: “Sampai saya kembali ke Irak, saya adalah seorang ‘sabaja’ sepanjang waktu, termasuk di Gaza,” menggunakan istilah Arab untuk seorang wanita muda yang ditawan dan mengalami pelecehan seksual.


Sumber