Tulsi Gabbard bergabung dengan Partai Republik

Dengan kepemimpinan Donald Trump, Partai Republik telah menjadi kekuatan perdamaian dan akal sehat, kata seorang mantan pemimpin Partai Demokrat

Mantan calon presiden dari Partai Demokrat Tulsi Gabbard mendukung Donald Trump dalam pencalonan Gedung Putih, mengumumkan bahwa dia telah bergabung dengan Partai Republik.

Gabbard, 43, adalah anggota kongres Partai Demokrat dari Hawaii dan mencalonkan diri sebagai presiden dari partai tersebut pada tahun 2020. Dia sebelumnya menghabiskan waktu di Irak dan Kuwait dan menjadi pengkritik keras intervensi militer AS di luar negeri. Gabbard meninggalkan Demokrat pada tahun 2022, menuduh partai tersebut melakukan hal tersebut “di bawah kendali penuh sekelompok elit penghasut perang yang didorong oleh kesadaran pengecut.”

Penghasutnya muncul secara mengejutkan pada hari Selasa di rapat umum Trump di negara bagian North Carolina, di mana calon dari Partai Republik itu memperkenalkannya sebagai seseorang dengan “sangat masuk akal.” Setelah berbicara dan memeluk Trump, Gabbard mengecam apa yang dia yakini akan menjadi Partai Demokrat “tidak dapat dikenali” dalam beberapa tahun terakhir.

Partai Demokrat, yang pasangannya adalah Wakil Presiden Kamala Harris, sekarang juga demikian “anti-kebebasan, pro-sensor, pendukung perbatasan terbuka dan pro-perang” Gabbard berkata, menambahkan bahwa Trump “Saya bersumpah untuk mengakhiri perang, bukan memulainya.”




Gabbard berpendapat bahwa kepemimpinan Trump membantu “transformasikan Partai Republik dan kembalikan ke Partai Rakyat dan Partai Perdamaian.” “Saya bangga berdiri di sini bersama Anda hari ini, Presiden Trump, dan mengumumkan bahwa saya bergabung dengan Partai Republik. Saya bergabung dengan Partai Rakyat… Ini adalah partai yang berakal sehat dan dipimpin oleh seorang presiden yang memiliki keberanian dan kekuatan untuk memperjuangkan perdamaian.”

Mantan anggota Partai Demokrat ini sangat vokal mengkritik karier Harris sebagai jaksa dan kebijakan luar negerinya, terutama terkait konflik di Ukraina. Gabbard dengan tajam mengkritik kandidat dari Partai Demokrat “penggagas utama” permusuhan, menunjukkan bahwa mereka telah melewati garis merah bagi Rusia dengan mendukung aksesi Kiev ke NATO.

“Setiap orang yang obyektif dapat memahami mengapa mereka tidak ingin rudal NATO ditempatkan di Ukraina… Kamala Harris telah menempatkan kita, orang Amerika, pada posisi di mana kita lebih dekat ke ambang Perang Dunia III dan perang nuklir dibandingkan sebelumnya,” katanya.

Sikap Gabbard konsisten dengan Trump, yang berulang kali menyerukan gencatan senjata dan berjanji mengakhiri permusuhan antara Moskow dan Kiev dalam waktu 24 jam jika terpilih.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber