Difteri merenggut 1,191 nyawa di Nigeria dalam 17 bulan – NCDC

Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC) melaporkan bahwa difteri telah mengakibatkan kematian sedikitnya 1.191 orang di seluruh negeri sejak Mei 2023 hingga saat ini.

Statistik yang mengkhawatirkan ini menyoroti dampak serius dari infeksi ini terhadap kesehatan masyarakat, sehingga mendorong seruan mendesak untuk upaya vaksinasi yang lebih besar dan kesadaran yang lebih besar tentang penyakit ini.

Muzzammil Gadanya, Manajer Insiden Pusat Operasi Darurat Difteri Nasional, mengungkapkan angka-angka tersebut dalam Rapat Tinjauan Intra-Aksi Nasional wabah difteri yang diadakan di Kaduna, Rabu.

Statistik Mengkhawatirkan Tentang Kasus Difteri

Menurut Dr.Gadanya, “Negara ini mencatat lebih dari 38 ribu kasus dugaan difteri, dengan 23 ribu kasus terkonfirmasi.”

Dia menekankan bahwa tujuan utama dari pertemuan peninjauan ini adalah untuk menilai mekanisme respons Nigeria saat ini dan memperkuat upaya koordinasi untuk mencegah penyebaran penyakit ini lebih lanjut.

Khususnya, ia melaporkan penurunan kasus difteri yang signifikan di seluruh negeri.

Upaya vaksinasi dan keterlibatan masyarakat

Gadanya mengatakan vaksin tersedia untuk imunisasi rutin, menekankan perlunya upaya berkelanjutan untuk mempertahankan kemajuan dalam membendung penyakit ini.

Sebelumnya, Dana Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan tentang tingginya prevalensi kasus difteri di wilayah utara, dengan mencatat bahwa sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak berusia antara 4 dan 15 tahun yang belum menerima satu dosis vaksin penting pun urgensi situasi vaksinasi di Nigeria.

Manir Jega, Direktur Kesehatan, Masyarakat Palang Merah Nigeria, mengatakan organisasinya memainkan peran penting sebagai pembantu pemerintah.

“Sejak wabah ini terjadi, kami telah mengerahkan 3.700 relawan komunitas yang terlibat dalam penjangkauan dari rumah ke rumah,” Jega mengungkapkan. “Kami juga melakukan roadshow untuk mengedukasi masyarakat tentang tanda dan gejala penyakit ini.”

Strategi Kolaboratif untuk Mitigasi di Masa Depan

Para pemangku kepentingan yang hadir pada pertemuan tersebut menilai strategi saat ini dan mengidentifikasi bidang-bidang yang perlu ditingkatkan dalam memerangi wabah ini. Peserta utama termasuk perwakilan dari Palang Merah, Federasi Palang Merah Internasional (IFRC) dan beberapa badan subnasional.

Mereka berbagi pengalaman berharga dalam menangani kasus difteri dan memberikan informasi terkini mengenai respons di tingkat negara bagian.

Pihak berwenang menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat yang lebih besar mengenai vaksinasi dan inisiatif deteksi kasus aktif. Wawasan dan diskusi dari pertemuan peninjauan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam upaya mitigasi epidemi difteri di Nigeria.

Rekomendasi utama untuk memperkuat respons

Pertemuan tersebut diakhiri dengan rekomendasi penting yang bertujuan untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung.

Hal ini termasuk memperluas upaya vaksinasi, memperkuat inisiatif kesadaran masyarakat dan menerapkan pelacakan kontak aktif di daerah yang terkena dampak. Tindakan tersebut dianggap penting untuk mengurangi epidemi difteri dan memperkuat kapasitas negara dalam merespons wabah difteri di masa depan.

Apa yang harus Anda ketahui

⦁ Difteri adalah infeksi bakteri serius yang disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae.

⦁ Difteri menyebar melalui tetesan pernapasan ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi.

⦁ Gejala biasanya berkembang 2 hingga 5 hari setelah terpapar dan mungkin termasuk sakit tenggorokan, demam, lemas, pembengkakan pada leher, dan lapisan abu-abu tebal di tenggorokan dan hidung yang dapat menghalangi pernapasan.

⦁ Jika tidak diobati, difteri dapat menyebabkan komplikasi serius seperti gagal napas, gangguan jantung, dan bahkan kematian.

Sumber