London:
Perusahaan bioteknologi Iambic Therapeutics pada hari Selasa meluncurkan terobosan model kecerdasan buatan yang dapat secara drastis mengurangi waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengembangkan obat baru.
Semakin banyak startup teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan untuk mendukung penelitian farmasi. Iambic, yang sebelumnya mengumpulkan investasi dari raksasa teknologi Nvidia, telah merilis rincian model penemuan obat baru yang didukung AI yang disebut “Enchant.”
Enchant dilatih berdasarkan kumpulan besar data praklinis dari uji laboratorium yang dilakukan terhadap obat-obatan sebelum diuji pada manusia. Model ini dirancang untuk memprediksi bagaimana suatu obat akan berperilaku pada tahap awal pengembangan.
Dalam kertas putih yang diterbitkan oleh Iambic, Enchant menunjukkan akurasi tinggi dalam memprediksi seberapa baik tubuh manusia akan menyerap obat tertentu, dan hasilnya dibandingkan dengan hasil di dunia nyata.
Perusahaan mengatakan modelnya menetapkan tolok ukur baru, memberikan akurasi prediksi sebesar 0,74. Sebagai perbandingan, model sebelumnya hanya memperoleh hasil 0,58.
Salah satu pendiri dan kepala teknologi Iambic Fred Manby mengatakan kepada Reuters bahwa para peneliti yang menggunakan Enchant berpotensi mengurangi separuh investasi yang diperlukan untuk mengembangkan obat-obatan tertentu karena mereka dapat melihat seberapa efektif obat tersebut pada tahap awal.
“Biaya yang dikeluarkan untuk membawa suatu produk ke pasar sering kali diperkirakan mencapai $2 miliar, dan sebagian besar biaya tersebut bukan disebabkan oleh biaya program, namun disebabkan oleh tingkat kegagalan. Biaya pengiriman produk hingga peluncuran obat di pasaran disebabkan oleh tingginya risiko kegagalan di tahap selanjutnya,” ujarnya.
“Jika Anda melakukan perbaikan sebesar 10% pada setiap tahap pengembangan klinis, Anda pada dasarnya memangkas setengah biaya karena hal tersebut bersifat kumulatif.”
Frances Arnold, pemenang Hadiah Nobel Kimia tahun 2018 dan anggota dewan Iambic, mengatakan kepada Reuters bahwa perkembangan ini mewakili kemajuan signifikan dalam penggunaan kecerdasan buatan dalam penemuan obat.
Mengutip program AlphaFold Google DeepMind, yang baru-baru ini memenangkan Hadiah Nobel Kimia bagi penciptanya, Arnold mengatakan Enchant mengatasi tantangan lain dalam penemuan obat.
“AlphaFold memprediksi struktur tiga dimensi tentang bagaimana suatu molekul berikatan dengan protein target, namun struktur tersebut tidak cukup,” katanya.
“Keberhasilan suatu kandidat obat bergantung pada sifat farmakokinetik, efikasi, dan toksisitasnya. Enchant mengatasi tantangan-tantangan yang berbeda dan penting ini.”
(Kecuali judulnya, cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)