Ukraina dan Rusia sedang dalam tahap awal perundingan mengenai potensi penghentian serangan udara bersama terhadap fasilitas energi, Financial Times melaporkan, mengutip orang-orang anonim yang mengetahui masalah tersebut.
FT, mengutip sumber yang katanya termasuk pejabat senior Ukraina pada Selasa malam, melaporkan bahwa Ukraina sedang mencoba untuk melanjutkan perundingan yang hampir mencapai kesepakatan pada bulan Agustus dan ditengahi oleh Qatar.
Perundingan tersebut, kata sumber kepada FT, digagalkan oleh pasukan Kiev, yang bulan ini melancarkan invasi ke wilayah Kursk Rusia yang berbatasan dengan Ukraina.
“Ada pembicaraan sejak awal mengenai kemungkinan melanjutkan sesuatu,” FT mengutip seorang diplomat yang menurut surat kabar tersebut telah diberi pengarahan mengenai negosiasi tersebut. “Sekarang ada pembicaraan tentang fasilitas energi.”
Reuters tidak dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen. Kremlin, Kementerian Pertahanan Rusia, kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan Kementerian Pertahanan Ukraina tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.
FT melaporkan bahwa Kremlin menolak berkomentar dan kantor Zelensky tidak menanggapi permintaan komentarnya.
Sebagian besar potensi energi Ukraina telah dihancurkan atau diambil alih oleh serangan Rusia terhadap infrastruktur energi sejak invasi besar-besaran Moskow terhadap negara tetangganya yang lebih kecil pada tahun 2022, yang memaksa Kiev bergantung pada pembangkit listrik tenaga nuklir dan impor energi dari Eropa.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan bulan lalu bahwa Rusia telah menghancurkan gigawatt yang setara dengan lebih dari separuh infrastruktur energi Ukraina. Uni Eropa bertujuan untuk memulihkan 2,5 GW listrik, yang merupakan sekitar 15% dari kebutuhan negara tersebut, katanya, mengacu pada usulan perbaikan yang dibiayai oleh UE.
Ukraina tidak memiliki senjata jarak jauh yang kuat pada awal perang, namun sejak itu mereka telah mengembangkan drone serang jarak jauh dan menggunakannya untuk menyerang sasaran jauh di wilayah Rusia, mulai dari kilang minyak hingga pembangkit listrik dan lapangan udara militer.
Zelensky mengatakan kepada FT pada awal Oktober bahwa perjanjian untuk melindungi fasilitas energi dapat menandakan kesiapan Rusia untuk terlibat dalam perundingan perdamaian yang lebih luas. Moskow mengatakan pihaknya menginginkan perdamaian, namun telah menetapkan persyaratan yang tidak dapat diterima oleh Kiev.
(Kecuali judulnya, cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)