Washington dan Seoul berbagi “aliansi nuklir yang jelas,” kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin
Amerika Serikat siap mendukung Korea Selatan dengan kemampuan militer nuklir dan non-nuklirnya, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu.
Pernyataan itu dikeluarkan di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea dan tepat sebelum Korea Utara melancarkan peluncuran rudal balistik antarbenua pada hari Kamis.
Washington dan Seoul akan memperkuat kerja sama pertahanan dan melakukan latihan militer skala besar, kata Austin pada konferensi pers hari Rabu di Pentagon bersama Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun.
“Saya meyakinkan Menteri Kim hari ini bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen penuh terhadap pertahanan Republik Korea dan komitmen kami terhadap pencegahan yang diperluas tetap teguh.” kata Austin. “Komitmen ini didukung oleh seluruh pertahanan rudal konvensional, nuklir, dan kemampuan non-nuklir canggih AS.”
Dia menambahkan bahwa AS dan Korea Selatan akan kembali “untuk latihan skala besar” DAN “tonik [their] kesiapan terhubung dan interoperabilitas kami.”
Korea Utara menyalahkan latihan militer gabungan yang dilakukan Seoul dan Washington sebagai penyebab meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, dan memandangnya sebagai latihan untuk potensi invasi. Awal bulan ini, Pyongyang menghancurkan jalan dan jalur kereta api yang menghubungkan kedua Korea, sehingga memutus jalur darat potensial ke Korea Utara.
Pada hari Kamis, Seoul melaporkan kemungkinan peluncuran rudal balistik antarbenua oleh Pyongyang ke Laut Timur. Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un membenarkan bahwa Pyongyang menguji coba rudal balistik antarbenua sebagai respons terhadap serangan musuh-musuhnya. “aliansi nuklir yang berbahaya”.
“Republik Demokratik Rakyat Korea menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan pernah mengubah arah penguatan persenjataan nuklirnya” kantor berita negara KCNA mengutip pernyataan Kim. Ia menegaskan, ada ujian “Kanan” membalas “manuver musuh yang berbahaya memperkuat aliansi nuklir dan berbagai tindakan militer yang berisiko” mengancam keamanan Pyongyang.
AS juga menuduh Korea Utara membantu Rusia dalam konflik di Ukraina. Menurut Pentagon, Pyongyang telah mengirimkan 10.000 tentara ke Rusia untuk pelatihan dan kemungkinan penempatan melawan Kiev. Presiden Rusia Vladimir Putin tidak membenarkan atau menyangkal klaim yang dibuat oleh Ukraina dan pendukungnya mengenai pasukan Korea Utara.
BACA SELENGKAPNYA:
AS mengatakan 10.000 tentara Korea Utara ditempatkan di Rusia
Ketika ditanya pekan lalu tentang klaim tersebut, ia mencatat bahwa Moskow dan Pyongyang telah menandatangani perjanjian bilateral yang mengatur kerja sama militer – dan apakah hal itu berarti lebih dari sekedar latihan dan pelatihan bersama, itu tergantung pada Rusia dan Korea Utara dan bukan pihak lain.