Intelijen Amerika memperingatkan hal tersebut "Nyata, Spesifik" Iran mengancam akan membunuh Donald Trump


Washington:

Menurut tim kampanye Trump, calon presiden dari Partai Republik Donald Trump diberitahu oleh pejabat intelijen AS pada hari Selasa tentang dugaan ancaman pembunuhan dari Iran.

“Presiden Trump diberi pengarahan hari ini oleh Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) mengenai ancaman aktual dan spesifik dari Iran untuk membunuhnya guna mengganggu stabilitas dan menciptakan kekacauan di Amerika Serikat,” kata tim kampanye tersebut dalam sebuah pernyataan.

Para pejabat kampanye mengatakan para pejabat intelijen telah menentukan bahwa ancaman dari Iran telah “meningkat selama beberapa bulan terakhir” dan para pejabat pemerintah AS berupaya melindungi Trump dan memastikan hal itu tidak berdampak pada pemilu.

Iran sebelumnya membantah klaim AS campur tangan dalam urusan Amerika. Misi Tetap Iran untuk PBB di New York dan ODNI tidak segera menanggapi permintaan komentar pada Selasa malam.

Awal bulan ini, seorang pria Pakistan yang diduga memiliki hubungan dengan Iran mengaku tidak bersalah atas tuduhan terkait dugaan rencana membunuh seorang politisi Amerika sebagai pembalasan atas pembunuhan komandan militer Iran Qassem Soleimani pada tahun 2020 oleh Amerika Serikat.

Menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, terdakwa mengidentifikasi Trump sebagai target potensial tetapi tidak berniat membunuh mantan presiden tersebut.

Otoritas federal secara terpisah menyelidiki dugaan upaya pembunuhan terhadap Trump di lapangan golfnya di Florida pada pertengahan September dan penembakan kandidat presiden dari Partai Republik pada 13 Juli di sebuah rapat umum di Pennsylvania. Tidak ada bukti keterlibatan Iran dalam kasus-kasus ini.

Badan-badan pemerintah AS mengatakan pekan lalu bahwa peretas Iran mengirim email berisi materi kampanye curian dari mantan presiden Partai Republik tersebut kepada orang-orang yang terlibat dalam kampanye terpilihnya kembali Presiden Demokrat Joe Biden. Hal ini diduga merupakan bagian dari upaya Teheran untuk mempengaruhi pemilu AS.

Biden mengundurkan diri sebagai calon wakil presiden pada akhir Juli dan digantikan oleh Wakil Presiden Partai Demokrat Kamala Harris, yang akan menghadapi Trump dalam persaingan ketat untuk nominasi pada pemilu AS tanggal 5 November.

Pada bulan Agustus, Amerika Serikat menuduh Iran melancarkan operasi siber terhadap kampanye kedua calon presiden AS. Iran membantah tuduhan tersebut.

(Kecuali judulnya, cerita ini belum diedit oleh NDTV dan diterbitkan dari feed sindikasi.)


Sumber