Seekor burung purba yang pernah dianggap punah kembali muncul setelah 300 tahun

Setelah lebih dari tiga abad absen dari Eropa, ibis botak, yang dulu dianggap hanya ada dalam gambar, kini kembali. Burung dengan bulu mengkilat dan paruh melengkung yang khas ini pernah hidup di tiga benua dan memiliki makna simbolis dalam kebudayaan kuno, bahkan memiliki hieroglif tersendiri yang melambangkan kata “roh”.

Namun, pada akhir abad ke-20, jumlah spesies tersebut menyusut menjadi hanya 59 pasangan yang berkembang biak, yang semuanya hanya ditemukan di Maroko. Aktivitas manusia, termasuk perburuan, perusakan habitat, dan penggunaan pestisida, telah membawa burung ini ke ambang kepunahan. Namun menurut laporan CNN, berkat upaya konservasi yang berdedikasi, ibis botak kini kembali dari kepunahan.

Keberhasilan konservasi di Maroko

Populasi ibis botak liar yang tersisa sebagian besar ditemukan di Maroko, dimana inisiatif konservasi telah menstabilkan jumlahnya. Pada tahun 1991, Taman Nasional Souss-Massa didirikan di pantai barat Maroko, memberikan perlindungan yang sangat dibutuhkan untuk habitat berkembang biak dan mencari makan burung. Sebuah program penelitian yang dimulai pada tahun 1994 membantu memantau populasi, yang menghasilkan pemulihan ekonomi yang signifikan. Saat ini terdapat lebih dari 500 individu yang tersisa di alam liar, dan Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) telah menurunkan status spesies tersebut dari “sangat terancam punah” menjadi “terancam punah”.

Burung-burung ini, yang lebih suka bersarang di tebing, singkapan batu, dan bahkan di reruntuhan kota, merupakan penjelajah yang adaptif. Makanan mereka sebagian besar terdiri dari serangga dan larva, meskipun mereka terpaksa beradaptasi dengan habitat mereka yang terpencil dan berubah-ubah.

Kembali ke Eropa

Meskipun populasi Maroko selalu berkembang, spesies ini telah lama menghilang dari wilayah jelajahnya di Eropa. Sebagaimana dinyatakan dalam laporan CNN, proyek untuk memperkenalkan kembali ibis botak ke Eropa sudah mulai membuahkan hasil. Beberapa pekerjaan yang paling signifikan sedang dilakukan di Spanyol, dimana sebuah program di Andalusia telah berhasil memperkenalkan kembali burung ke alam liar. Dibesarkan dengan tangan oleh “orang tua” manusia, anak-anak ayam tersebut secara bertahap dilepaskan ke alam liar. Inisiatif ini, yang diluncurkan pada tahun 2004, membantu mengisi kembali spesies tersebut di Eropa selatan.

Di Austria dan Jerman, sebuah program yang dipimpin oleh ahli biologi Austria Johannes Fritz mengambil pendekatan unik untuk memperkenalkan kembali populasi yang bermigrasi. Burung yang dibesarkan di penangkaran dan tanpa pengetahuan tentang jalur migrasi belajar bermigrasi dengan mengikuti pesawat kecil. Saat pesawat ultralight itu terbang di angkasa, orang tua asuh bersorak dan melambai dari belakang, menyemangati burung-burung tersebut untuk terbang, menurut The Guardian.

Fritz memegang kendali, mengemudikan pesawat yang dilengkapi dengan mesin kipas kecil di belakang dan parasut kuning untuk menjaganya tetap di udara. Sejak tahun 2003, Fritz dan timnya telah membawa ibis botak utara dari Jerman ke Eropa selatan dengan cara ini. Burung-burung tersebut sekarang mengikuti rute yang baru-baru ini diadaptasi hingga berakhir di Spanyol karena perubahan lingkungan.

Tantangan dan ancaman

Meskipun upaya konservasi telah mencapai beberapa keberhasilan, ibis botak utara masih menghadapi beberapa tantangan. Ancaman seperti perburuan liar, pestisida dan perubahan iklim terus mengancam kelangsungan hidup mereka. Pada tahun 2023, perburuan liar saja menyebabkan hilangnya 17% burung migran di Eropa. Perubahan iklim juga memaksa ibis untuk menyesuaikan pola migrasi mereka, dan waktu perjalanan mereka harus berubah untuk mengakomodasi perubahan kondisi lingkungan.



Sumber