Live Nation menghadapi gugatan class action bernilai jutaan dolar atas pelanggaran data Ticketmaster

Wajah Bangsa Hidup gugatan class action bernilai jutaan dolar menyusul pelanggaran data besar-besaran Ticketmaster yang terjadi awal tahun ini.

Pada bulan April, sekelompok peretas yang beroperasi dengan nama ShinyHunters rupanya memperoleh akses ke database Ticketmaster. Mereka diduga mengumpulkan 1,3 terabyte informasi, termasuk nama, alamat, email, nomor telepon, dan rincian kartu kredit sebanyak 560 juta pelanggan. Pada bulan Juni, Ticketmaster (bagian dari Live Nation) mengonfirmasi dalam pengajuan SEC federal bahwa mereka sedang menyelidiki serangan tersebut.

Gugatan class action yang diusulkan menuduh bahwa Ticketmaster dan Live Nation bertindak lalai sebelum pelanggaran terjadi. Mereka menuduh Ticketmaster gagal melindungi data pelanggannya dan tidak menerapkan langkah-langkah keamanan yang tepat untuk mencegah serangan semacam itu. Lebih lanjut mereka menuduh Ticketmaster gagal memberi tahu pengguna secara tepat waktu bahwa data mereka telah dilanggar.

Gugatan tersebut menuduh bahwa peretasan tersebut merupakan hasil dari prosedur perlindungan data Ticketmaster yang tidak memadai, serta praktik penyimpanan data pribadi yang seharusnya dihapus, dan menuntut ganti rugi yang tidak ditentukan setidaknya sebesar $5 juta.

Berdasarkan gugatan tersebut, jutaan pengguna Ticketmaster kini menghadapi peningkatan risiko pencurian identitas, penipuan, dan spam.

Peretasan Ticketmaster adalah salah satu dari beberapa serangan siber tingkat tinggi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Grup seperti ShinyHunters menggunakan server pihak ketiga yang dihosting oleh perusahaan komputasi awan Snowflake. Perlu dicatat bahwa meskipun gugatan tersebut menuduh Ticketmaster gagal memastikan Snowflake memiliki langkah-langkah keamanan yang tepat, gugatan tersebut tidak secara resmi menyebutkan nama Snowflake.

Seperti diberitakan Wartawan HollywoodShinyHunters mencuri 900 juta catatan konsumen dalam peretasan yang menargetkan AT&T, GitHub, Pizza Hut, dan lainnya. Kelompok peretas sering kali mengemas informasi pribadi yang dicuri untuk dijual kepada penipu atau menawarkan seluruh pelanggaran dengan harga sekaligus/tebusan ($500.000 dalam kasus Ticketmaster).

Ini bukan satu-satunya masalah hukum yang dialami Ticketmaster dan Live Nation. Awal tahun ini, Departemen Kehakiman mengajukan gugatan antimonopoli besar-besaran terhadap Live Nation, menuduh perusahaan tersebut terlibat dalam praktik penyalahgunaan untuk menghancurkan persaingan dalam penjualan tiket acara langsung di ruang tersebut.

Sumber