Jika Anda meminta seseorang untuk mendeskripsikan narasi utama dari franchise Dragon Ball, mereka mungkin akan mengatakan bahwa ini adalah tentang “orang yang melawan orang lain”. Hal itu tidak sepenuhnya salah! Episode serial yang paling terkenal dalam skala internasional adalah Dragon Ball Z dan sebagian besar plotnya mengikuti skala yang semakin meningkat, yaitu pertarungan antar pria. Namun seni bela diri/pertarungan sinar laser bukanlah satu-satunya genre yang membuat Dragon Ball unggul. Faktanya, Dragon Ball telah sukses dengan gesit melompat dari satu genre ke genre lainnya sejak awal.
Bagian pertama, yang disebut Dragon Ball, mungkin adalah contoh terbaiknya. Ketika kita bertemu Goku, seorang yatim piatu yang riuh yang tingginya sekitar dua kaki dan belum mempelajari apa itu mobil atau perempuan, serial ini mewakili banyak hal komedi. Kenaifan Goku bercampur dengan keanehan dunia secara umum dan yang terjadi bukan sekadar kisah petualangan, melainkan kejar-kejaran yang penuh lelucon. Penting untuk diingat bahwa sebelum Dragon Ball, mendiang penulis manga Akira Toriyama menciptakan Dr. Slump, sebuah serial komedi tentang seorang gadis robot kecil dan sekelompok orang aneh yang menghuni dunianya. Toriyama terbukti menjadi ahli pertarungan kartun, tapi sebelumnya dia menyukai permainan kata-kata dan lelucon.
Dan kegemaran humor ini tidak berakhir setelah Goku memasuki masa pubertas Saiyan. Komedi terus menjadi kekuatan penting bagi franchise Dragon Ball, baik dalam episode pengisi Z yang indah, di mana Goku mencoba untuk mendapatkan SIM-nya, atau dalam episode Dragon Ball Super, di mana para pejuang Bumi menghadapi tim antargalaksi dalam permainan. baseball. Seri terbaru, Super, adalah contoh bagus dari fakta bahwa Dragon Ball, tidak peduli seberapa serius pertarungannya yang mengubah dunia, tidak akan pernah bisa meninggalkan komedi. Meski Toriyama kurang kreatif terlibat dengan manga Super, namun fondasi yang dibangunnya tidak akan ditinggalkan.
Jauh dan luas
Dragon Ball juga menyukai fiksi ilmiah dan fantasi luas. Di bab pertama seri ini, Goku juga menerima serangkaian teknologi liar (seperti Radar Naga dan beberapa mesin Korps Kapsul Bulma) dan akhirnya melawan Pteranodon. Perangkat magis dan futuristik serta spesies reptil purba hidup bersama di dunia Dragon Ball dengan fluiditas yang mengejutkan. Akhirnya, Goku dan teman-temannya beralih dari sekadar menyelamatkan Bumi menjadi menjelajahi berbagai planet dan galaksi. Nasib halaman belakang rumahnya berkembang menjadi pertarungan demi nasib alam semesta dan suasananya dapat membuat pertunjukan tersebut terasa seperti opera luar angkasa saat Goku berlayar di antara bintang-bintang.
Pertarungan ini juga banyak dipengaruhi oleh genre seni bela diri, sebuah pengaruh yang dimiliki Dragon Ball dengan bangga. Sudah jelas dari pertarungan konyol pertama yang dilakukan Goku bahwa Toriyama sangat terinspirasi oleh hal-hal seperti film Jackie Chan, contoh lain dari pengalaman lintas genre. Namun elemen dasar genre seni bela diri semuanya ada, mulai dari kimono yang dikenakan Goku dan rekan-rekannya (berasal dari seni bela diri Jepang seperti judo) hingga rangkaian latihan. Bertarung di dunia Dragon Ball bukan hanya akhir yang tak terhindarkan dari sebuah alur cerita, tetapi keseluruhan semangat dari franchise tersebut. Ini pada dasarnya adalah suatu bentuk komunikasi, yang merinci tidak hanya kekuatan seseorang tetapi juga rasa hormat dan keberaniannya.
Melihat ke masa depan
Dragon Ball bahkan mengandung rayuan horor, terutama horor tubuh. Ada hubungan yang tidak terlalu jelas antara teror mutasi tubuh (yang sangat disukai oleh penjahat Dragon Ball seperti Frieza dan Cell) dan sifat yang menggemparkan dari peningkatan tingkat kekuatan orang baik. Namun selain itu, ketakutan awal yang ditimbulkan oleh penjahat biasanya muncul dalam bentuk sesuatu yang cocok dengan film horor. Baik Cell maupun Majin Buu membuat nama mereka terkenal di franchise ini dengan memakan makhluk lain, dengan kejenakaan Cell dan Majin Buu yang menghisap jiwa dan raga menjadi sangat mengerikan. Ketika Goku harus menghadapi seseorang seperti itu atau Raja Piccolo (atau bahkan Vegeta dan Nappa di tahap awal Z), dia tidak hanya berusaha menghentikan orang jahat. Dia berusaha mencegah pembantaian yang lebih besar.
Semua ini merupakan sebuah seri yang bisa terasa seperti sebuah petualangan dalam arti paling klasik, dan sebuah manga dan anime yang tidak pernah memperlakukan ornamen genre tersebut sebagai penghalang. Sebaliknya, seiring bertambahnya kekuatan Goku, penyertaannya dalam berbagai domain naratif menjadi lebih luas. Dan dengan Dragon Ball: Daima baru-baru ini, sebuah anime baru yang sudah mulai mengumpulkan genre seperti fantasi gelap secepat mengumpulkan tujuh Dragon Ball, sepertinya tidak akan berhenti. Dragon Ball tidak pernah hanya satu hal. Sebaliknya, selama hampir empat puluh tahun, dia mencoba hampir segalanya.
Dragon Ball: Daima sudah keluar sekarang, dan untuk mengetahui di mana menontonnya, lihat jadwal rilis Dragon Ball: Daima kami. Kami juga menyediakan panduan kami tentang cara menonton Dragon Ball secara berurutan.