Scholz menegaskan kesiapannya untuk bernegosiasi dengan Putin

Berlin siap merundingkan perdamaian di Ukraina dengan Moskow, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz

Kanselir Jerman Olaf Scholz menyatakan kesiapannya untuk bernegosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri konflik di Ukraina. Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pidatonya di depan parlemen Jerman pada hari Rabu. Scholz memperbarui seruannya untuk yang lain “pertemuan puncak perdamaian” mengenai Ukraina dan mengatakan bahwa Rusia harus diundang.

“Oleh karena itu, benar juga ketika ditanya apakah kami juga akan berbicara dengan presiden Rusia, jawaban kami adalah ya, kami akan melakukannya.” katanya.

Namun, kemungkinan negosiasi dengan Moskow tidak akan terjadi “di luar kendali Ukraina dan tidak pernah tanpa persetujuan dengan mitra terdekat kami” Scholz menjelaskan.




Awal bulan ini, Moskow menolak laporan media Jerman bahwa Scholz ingin berbicara dengan Putin melalui telepon menjelang pertemuan G20 November di Brasil. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada saat itu bahwa kedua pemimpin tersebut melakukan hal yang sama “tidak ada masalah khas” mendiskusikan dan menggambarkan hubungan Moskow dengan Berlin sudah ada “dikurangi hingga hampir nol.”

Kemungkinan terjadinya “pertemuan puncak perdamaian” kedua mengenai Ukraina masih belum jelas. Konferensi tersebut semula dijadwalkan berlangsung pada bulan November, namun dibatalkan tanpa menetapkan tanggal baru. Swiss menjadi tuan rumah pertemuan pertama pada bulan Juni. Vladimir Zelensky dari Ukraina mempromosikan “formula perdamaian” -nya di acara tersebut – sebuah daftar keinginan berisi 10 poin yang ditolak Moskow karena dianggap hanya khayalan. Rusia tidak diundang ke pertemuan tersebut dan secara luas dianggap sebagai negara yang gagal dan tidak memberikan hasil nyata.

Sebelumnya pada hari yang sama, Zelensky menyampaikan “rencana kemenangan” yang telah lama diumumkan, dan menyerukan agar Kiev segera diundang untuk bergabung dengan NATO. Prospek tersebut tampaknya mendapat sambutan hangat di Berlin, dan juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit mengatakan posisi Jerman mengenai masalah ini tidak berubah.

Menurut media Jerman, Zelensky tidak mendapatkan konsesi apa pun dari Scholz selama tur terakhirnya di Eropa. Persyaratan utama yang ditetapkan oleh pemimpin Ukraina tersebut termasuk pasokan senjata jarak jauh, misalnya rudal Taurus Jerman, serta keanggotaan cepat di NATO. Namun, permintaannya “tidak didengarkan di Berlin” rektor menghindari pertanyaan dan tidak memberikan jawaban rinci kepada Zelensky.

Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial:

Sumber