MANILA, Filipina – Senator Loren Legarda mengatakan pengurangan risiko bencana (DRR) harus menjadi isu pemilu.
Sebagai pendukung setia kesadaran dan perlindungan lingkungan, Legarda, dalam sebuah wawancara pada hari Kamis, menyoroti pentingnya mengurangi risiko bencana untuk membatasi hilangnya nyawa dan mata pencaharian.
Menurutnya, pemilih harus mulai bertanya, misalnya, bagaimana pemimpinnya mengurangi banjir di wilayahnya.
“Bagi saya, isu pengurangan risiko bencana, isu adaptasi dan mitigasi perubahan iklim adalah isu sehari-hari yang harus menjadi isu pemilu,” kata senator tersebut.
Legarda menyoroti hal itu Filipina merupakan negara dengan risiko bencana alam tertinggi di dunia dan dampak negatif perubahan iklim.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
Namun alih-alih mengeluarkan dana untuk rehabilitasi dan tanggap bencana, katanya, masyarakat Filipina harus bersiap dan mengelola risiko bahkan sebelum bencana terjadi.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
“Jika kita mengurangi risiko bencana karena kita siap, kita akan memiliki lebih banyak sumber daya untuk pembangunan ekonomi, infrastruktur, layanan kesehatan dasar, dan pendidikan berkualitas,” kata Legarda.
“Tetapi jika kita mengabaikan kesiapsiagaan – NDRR (pengurangan risiko bencana nasional) dan adaptasi perubahan iklim – maka, selamanya, sumber daya kita yang terbatas akan selalu dikonsumsi atau digunakan untuk distribusi dan respons,” tambahnya.
“Itulah mengapa saya menganggap ini sebagai isu paling penting di zaman kita. Bagi saya, ini adalah pertanyaan tentang kelangsungan hidup manusia. Ini adalah masalah kelangsungan hidup 110 juta warga Filipina. Itu hal yang paling penting. Ini adalah masalah keamanan nasional yang paling penting”, tegas sang senator.
UNTUK MEMBACA: PH adalah “mercusuar” dalam pengurangan risiko bencana, kata pejabat senior PBB
Legarda, bagaimanapun, mengutip manfaat dari Konferensi Tingkat Menteri Asia-Pasifik mengenai PRB yang sedang berlangsung, yang dibuka pada tanggal 14 Oktober dan akan berlangsung hingga tanggal 18 Oktober.
Pada konferensi tingkat menteri ini, katanya, beberapa negara berbagi praktik terbaik untuk mengurangi dan mengelola risiko bencana.
BACA: Perubahan iklim, yang bukan lagi sebuah ancaman, kini merugikan anak-anak
Namun yang lebih penting bagi Filipina adalah menunjukkan bahwa negaranya adalah pemimpin dalam PRB dan menganggap serius kemampuan persiapan, perencanaan dan mitigasi perubahan iklim, menurut senator tersebut.
“Kami tahu bahwa kami telah menempuh perjalanan jauh sejak tahun 2000an dan 2010an dalam hal persiapan dan pengetahuan. Namun, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan yang benar-benar dibutuhkan adalah implementasi serius di lapangan,” kata Legarda dalam bahasa Filipina dan Inggris.
CATATAN: Terjemahan bahasa Inggris dalam artikel tersebut dihasilkan oleh AI.