Provinsi Pakistan menutup sekolah dan universitas di tengah protes mahasiswa

Pihak berwenang Punjab juga melarang pertemuan publik karena ratusan orang telah ditangkap untuk memprotes laporan pemerkosaan di kampus universitas.

Pihak berwenang di provinsi terpadat di Pakistan telah memerintahkan penutupan semua lembaga pendidikan ketika protes mahasiswa meningkat menyusul tuduhan pemerkosaan di kampus universitas.

Departemen dalam negeri provinsi Punjab juga melarang pertemuan pada hari Jumat dan Sabtu.

Penutupan fasilitas di Provinsi Timur diperkirakan akan berdampak pada sekitar 26 juta anak-anak dan orang dewasa.

Petugas polisi Rawalpindi Syed Khalid Mehmood Hamdani mengatakan kepada kantor berita AFP pada hari Jumat bahwa 380 orang telah ditangkap sehubungan dengan vandalisme dan pembakaran selama protes di kota itu pada hari sebelumnya, dan penyelidikan sedang berlangsung.

“Kami akan mengikuti orang-orang di media sosial,” katanya.

Pekan lalu, protes pecah di ibu kota provinsi, Lahore, setelah laporan tentang seorang pelajar yang diperkosa di ruang bawah tanah kampus Punjab College for Women tersebar di media sosial.

Polisi menangkap seorang penjaga keamanan yang diidentifikasi dalam unggahan online, namun mengatakan tidak ada korban yang melapor dan tidak dapat memverifikasi tuduhan pemerkosaan tersebut.

Protes telah menyebar ke kampus-kampus di Lahore dan juga ke kota garnisun Rawalpindi, di mana polisi menembakkan gas air mata dan menyerang mahasiswa yang menuduh pihak berwenang menutup-nutupi.

Mahasiswa melemparkan batu ke arah petugas keamanan saat demonstrasi mengecam dugaan pemerkosaan terhadap seorang mahasiswa di Rawalpindi, Pakistan, 17 Oktober 2024. [Ghulam Rasool/AFP]

Ratusan mahasiswa ditangkap di berbagai kota karena memblokir jalan, melukai petugas keamanan, dan melakukan vandalisme.

Protes tersebut mencerminkan keprihatinan mendalam mahasiswa Pakistan terhadap keselamatan, pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan di kampus, serta ketidakpercayaan terhadap pihak berwenang.

Pihak berwenang mengatakan tim investigasi yang dibentuk untuk menyelidiki tuduhan tersebut tidak menemukan bukti pemerkosaan dan meragukan motif protes tersebut.

“Insiden ini tidak terjadi,” kata Arif Chaudry, direktur Grup Universitas swasta Punjab yang mengelola sebuah perguruan tinggi wanita di Lahore, pada konferensi pers pada hari Rabu.

“Saya akan mengundurkan diri dan meninggalkan profesi ini dan berdiri bersama para mahasiswa jika kejadian ini terjadi.”

Ketua Menteri Provinsi Maryam Nawaz Sharif mengatakan siapa pun yang menyebarkan postingan palsu akan dihukum.

Kolektif Mahasiswa Progresif, salah satu kelompok yang menyerukan protes, menuntut pembentukan sebuah komite yang mencakup organisasi hak asasi manusia independen, perwakilan mahasiswa, dan hakim.

Sumber