KOTA BACOLOD – Penerbangan Bacolod-Manila tertunda hampir dua jam di bandara Bacolod-Silay akibat salah tafsir percakapan LGBT di dalam pesawat pada Sabtu pagi, 19 Oktober.
Dalam laporan yang dirilis pada Minggu, 20 Oktober, juru bicara Otoritas Penerbangan Sipil Filipina (CAAP) Eric Apolonio mengatakan, insiden tersebut melibatkan dua penumpang pria di dalam penerbangan Cebu Pacific 5J486 pada pukul 11.10.
Saat percakapan keduanya, salah satu dari mereka berkata “Hai, naubos na ba ‘yong watusi mo? (Hei, kamu kehabisan watusi)”, sebutan kondom dalam bahasa komunitas LGBTQ.
Istilah “watusi” juga dikenal secara lokal sebagai kembang api.
Seorang awak kabin, yang sedang memperbaiki bagasi, mendengar percakapan tersebut.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
Khawatir dengan kemungkinan referensi ke roket, dia mendekati penumpang tersebut untuk mengklarifikasi arti “watusi”.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
Penumpang tersebut menjelaskan kepada awak kabin bahwa yang dimaksud adalah kondom dan meminta maaf jika perkataannya tidak pantas di dalam pesawat.
Awak kabin segera melaporkan hal tersebut kepada pilot yang bertugas, yang kemudian memberitahu manajemen Cebu Pacific.
Sebagai tindakan pencegahan, maskapai memutuskan untuk menurunkan seluruh penumpang dan kargo untuk pemeriksaan deteksi bom K9 dan panel keamanan.
Pukul 11.20, Robert Rodillas, ketua tim K9 Bandara Bacolod-Silay, tiba di lokasi kejadian.
Tim melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap seluruh barang bawaan, barang bawaan, dan kabin pesawat.
Sekitar pukul 1 siang, Cebu Pacific Penerbangan 5J486 telah dibersihkan dan berangkat ke Manila tanpa insiden lebih lanjut.
Pada pukul 13.21, pejabat Cebu Pacific Bacolod memesan ulang dua pria yang terlibat dalam penerbangan 5J488, kata laporan CAAP.
BACA: Ancaman bom mengganggu penerbangan tujuan Manila di bandara Bacolod-Silay