Pukulan bagi BCCI karena Mahkamah Agung menolak penyelesaian Byju, yang menyebabkan kebangkrutan

Keputusan Mahkamah Agung untuk menolak penyelesaian Byju dengan BCCI merupakan titik balik bagi raksasa teknologi pendidikan yang dulunya berpengaruh.

Mahkamah Agung India memberikan pukulan telak kepada Byju dan kreditornya, termasuk Dewan Pengawas Kriket di India (BCCI), dengan menolak penyelesaian yang menurut Bloomberg dapat membuat perusahaan teknologi pendidikan yang bermasalah tersebut terhindar dari kebangkrutan.

Keputusan ini membawa Byju satu langkah lebih dekat ke proses kebangkrutan penuh, menandai momen terburuk dalam perjalanan perusahaan tersebut dari startup ternama hingga berada di ambang kehancuran.

Kegagalan Byju dan Byju Raveendran

Keputusan Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pengadilan merupakan kemunduran besar bagi Byju Raveendran, pendiri Byju’s, yang telah berjuang untuk mendapatkan kembali kendali atas perusahaannya. Byju’s, yang pernah bernilai $22 miliar, merupakan salah satu perusahaan rintisan terkemuka di India yang sedang booming dan menjadi terkenal selama pandemi COVID-19 karena menawarkan layanan pendidikan online yang berkembang pesat selama lockdown. Namun, ketika kehidupan normal kembali dan ruang kelas dibuka kembali, Byju menghadapi krisis keuangan yang serius dan masalah hukum yang semakin meningkat.

Putusan Mahkamah Agung juga merupakan kemenangan bagi Glas Trust Company yang berbasis di AS, kreditor yang menentang penyelesaian antara Byju dan badan kriket India BCCI. Glas Trust adalah salah satu kreditor utama yang menuntut pembayaran kembali dari Byju dan telah memainkan peran penting dalam menentang pengaturan tersebut.

BCCI dan Glas Trust dalam ketidakpastian finansial

Penolakan penyelesaian tersebut memaksa BCCI, salah satu kreditur utama perseroan, kembali ke pengadilan pailit bersama Glas Trust dan pihak berkepentingan lainnya. BCCI berhutang pada Byju sebesar 1,59 miliar rupee (sekitar $18,9 juta), namun situasinya menjadi semakin rumit karena kreditor Amerika, yang dipimpin oleh Glas Trust, juga mengajukan klaim, menuntut bagian mereka atas utang 1,2 miliar dolar tersebut.

Glas Trust telah mengajukan argumen di pengadilan AS bahwa semua pembayaran yang dilakukan kepada BCCI harus ditangguhkan sampai Byju’s membayar utangnya kepada kreditur AS. Akibat tarik-menarik ini, BCCI dan Glas Trust berada dalam ketidakpastian finansial menunggu keputusan lebih lanjut dari pengadilan kebangkrutan India.

Byju menghadapi kebangkrutan

Dengan keputusan Mahkamah Agung terbaru, Byju’s hampir memasuki proses kebangkrutan formal di India. Artinya, perseroan kini akan diawasi oleh seorang ahli yang ditunjuk pengadilan hingga ditetapkan majelis kreditur yang menangani kasus tersebut. Panel ini kemudian akan mengevaluasi klaim berbagai kreditor dan, jika perlu, mengundang calon pembeli untuk menawar Byju. Jika tidak ditemukan pembeli, perusahaan berisiko dilikuidasi.

Proses kebangkrutan dimulai setelah keputusan pengadilan banding India pada bulan Agustus yang mengizinkan Byju’s menyelesaikan masalah dengan BCCI. Namun, penolakan Mahkamah Agung terhadap penyelesaian ini membuat perusahaan tersebut kembali menjadi sorotan, dengan kemungkinan terjadinya kebangkrutan yang semakin besar.

Byju’s: Poster perjuangan teknologi India

Kenaikan pesat dan penurunan pesat Byju mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan rintisan terkemuka di India lainnya. Pernah menjadi kesayangan dunia teknologi India, Byju’s tidak sendirian dalam perjuangannya. Perusahaan lain seperti Paytm, yang telah mengubah lanskap keuangan online di negara tersebut, juga menghadapi tantangan keuangan dan hukum dalam beberapa tahun terakhir.

Nasib buruk yang dialami Byju adalah pengingat akan kesulitan yang dihadapi perusahaan teknologi dalam mempertahankan pertumbuhan pesat, terutama di era pascapandemi. Dengan perselisihan hukum yang sedang berlangsung di AS dan India, masa depan perusahaan ini berada dalam ketidakpastian karena perusahaan tersebut mendekati kebangkrutan.

Apa selanjutnya untuk BCCI?

Keputusan Mahkamah Agung untuk menolak penyelesaian Byju dengan BCCI merupakan titik balik bagi raksasa teknologi pendidikan yang dulunya berpengaruh. Karena kemungkinan besar perusahaan akan memasuki proses kebangkrutan saat ini, kreditor seperti BCCI dan Glas Trust menghadapi ketidakpastian mengenai pembayaran kewajiban mereka. Bagi Byju Raveendran, keputusan tersebut merupakan tantangan utama dalam upayanya menyelamatkan perusahaan yang ia dirikan, sekaligus menandakan peringatan yang lebih luas bagi ekosistem startup di India.

Pilihan editor

Berita utama


Sumber