Afrika semakin dekat dengan pemberantasan polio – WHO

Ketika dunia memperingati Hari Polio Sedunia, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa Afrika semakin dekat untuk memberantas polio.

Namun, Direktur Regional organisasi tersebut untuk Afrika, Dr. Matshidiso Moeti, menyerukan upaya berkelanjutan, dan menekankan bahwa masih ada pekerjaan besar yang harus dilakukan.

Pernyataan tersebut disampaikan Moeti dalam pidatonya pada kesempatan Hari Polio Sedunia 2024, pada tanggal 24 Oktober, dengan tujuan untuk memobilisasi kesadaran dan sumber daya global untuk pemberantasan polio.

Kemajuan yang ditandai dengan kolaborasi selama beberapa dekade

Merefleksikan perjalanan Afrika menuju masa depan bebas polio, Dr Moeti mengakui kolaborasi antara pemerintah, profesional kesehatan, dan komunitas yang telah membawa benua ini ke titik penting ini.

“Ini bukan sekedar refleksi atas tantangan dan kemenangan selama satu dekade, namun sebuah meditasi tentang kapasitas jiwa manusia untuk mengatasi kesulitan melalui tujuan dan komitmen bersama,” katanya.

Pencapaian di tahun 2024: tahun penuh harapan

Pada tahun 2024, Afrika telah mencapai beberapa tonggak penting dalam perjuangannya melawan polio. Madagaskar kini sudah setahun penuh tidak mendeteksi varian virus polio tipe 1 (cVDPV1) yang beredar, dan wabah virus polio liar tipe 1 (WPV1) di Afrika Selatan, yang diumumkan pada tahun 2022, secara resmi telah berakhir.

Negara-negara seperti Malawi, Mozambik, Tanzania, Zambia dan Zimbabwe, melalui upaya terkoordinasi, telah menunjukkan bahwa tindakan bersama dan ketahanan masyarakat sangat penting untuk mencapai keberhasilan.

Data WHO mengungkapkan penurunan deteksi cVDPV1 sebesar 96% di Afrika antara tahun 2023 dan 2024, sementara deteksi cVDPV2 turun sebesar 65%, hal ini semakin menyoroti dampak upaya vaksinasi yang sedang berlangsung.

Tantangan masih ada di Cekungan Danau Chad dan Sahel

Meskipun ada kemajuan, tantangan masih ada di wilayah seperti Danau Chad Basin dan Sahel, dimana varian virus polio tipe 2 (cVDPV2) yang beredar terus menyebar.

Faktor-faktor seperti ketidakamanan, terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan dan perpindahan penduduk telah menghambat upaya pemberantasan penyakit ini. Pada September 2024, total 134 deteksi polio tipe 2 dilaporkan di Burkina Faso, Kamerun, Chad, Mali, Niger, Nigeria, dan Republik Afrika Tengah.

Dr Moeti menyoroti perlunya penguatan koordinasi di wilayah-wilayah ini. “Komitmen politik yang kuat sangat penting dalam upaya memerangi polio. Kita harus terus bekerja sama, terutama di sepanjang perbatasan, untuk memberantas penyakit ini untuk selamanya,” dia bersikeras.

Kolaborasi yang diperbarui dan langkah ke depan

Menanggapi ancaman yang sedang berlangsung, pemerintah, WHO, UNICEF, dan mitra telah mengembangkan rencana terkoordinasi pada pertengahan tahun 2024 untuk memberantas varian virus polio di wilayah berisiko tinggi.

Hasilnya, hampir 70 juta anak di wilayah tersebut telah menerima vaksinasi sejak awal tahun.

Pengawasan terus menjadi hal yang penting, dan Dr. Moeti menganjurkan kewaspadaan yang lebih besar dan upaya respons yang dipercepat.

“Kita perlu meningkatkan pengawasan, terutama di daerah tertinggal, dan memperluas kampanye vaksinasi berkualitas tinggi,” katanya, menekankan perlunya bertindak cepat terhadap setiap deteksi baru.

Sumber