MANILA, Filipina – Menjelang Halloween, kampanye #WagPo – sebuah gerakan yang didedikasikan untuk mencegah pemerkosaan dan kekerasan seksual dengan memberdayakan individu untuk bersuara – telah meluncurkan video keduanya.
Bab terakhir ini menyoroti kenyataan pahit kekerasan seksual, bahkan di tempat yang sering dianggap aman oleh para korban.
Hal ini menyoroti kenyataan yang meresahkan: pelaku sering kali adalah orang yang paling dipercaya oleh korban.
Video tersebut, yang diposting di halaman Facebook Kababaihan, menggambarkan kembali legenda urban Filipina tentang Mary Cherry Chua, seorang siswa yang diperkosa dan dibunuh oleh petugas kebersihan.
Kisah ini menjadi pengingat yang mengerikan bahwa bahaya bisa mengintai di tempat-tempat yang sudah dikenal dan tampaknya aman.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
Sayangnya, kisah-kisah mengerikan ini lebih dari sekadar legenda urban – kisah-kisah tersebut mencerminkan pengalaman banyak korban.
Artikel berlanjut setelah iklan ini
Di Kota Zamboanga saja, polisi mencatat hampir 100 kasus pemerkosaan yang melibatkan anak di bawah umur antara bulan Januari dan Agustus 2024, dengan 85% kasus melibatkan inses atau anggota keluarga sebagai pelakunya.
Tahun lalu, seorang guru di sebuah sekolah swasta di Kota Quezon dituduh memperkosa seorang siswa berusia 13 tahun – pertama di ruang kelas dan kemudian di ruang musik.
Departemen Pendidikan juga mengungkapkan dalam sidang anggaran komite alokasi DPR tahun lalu bahwa dua guru, satu di Cavite dan satu lagi di Zamboanga, menghadapi tuduhan “merawat anak.”
Selain itu, lima guru di Sekolah Menengah Nasional Bacoor di Cavite dikenai tuntutan administratif pada tahun 2022 karena diduga melakukan rayuan seksual terhadap siswa.
Tangkapan layar percakapan tidak pantas dengan pelajar beredar luas di media sosial, sehingga memicu kemarahan.
Tren yang mengkhawatirkan ini semakin menyoroti bagaimana para pendidik, yang dipercaya oleh orang tua dan siswa, juga bisa menjadi pelaku pelecehan.
Ketika kasus-kasus ini muncul, menjadi jelas bahwa sekolah – dimana anak-anak seharusnya merasa paling aman – pun tidak kebal terhadap kengerian kekerasan seksual.
Departemen Kehakiman (DOJ) Wakil Menteri Atty. Margarita Gutierrez, yang memimpin beberapa program yang bertujuan mencegah dan mengatasi pemerkosaan dan kekerasan seksual, menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya frekuensi insiden serupa.
“Kami meningkatkan kesadaran, terutama di kalangan korban, akan pentingnya bersuara menentang pelaku eksploitasi dan pelecehan. Sudah terlalu lama rasa malu seputar kasus pelecehan seksual menimpa para korbannya. Tapi bukankah seharusnya pelakunya merasa malu atas kerugian yang mereka timbulkan?”
“Sudah waktunya bagi kita untuk mengambil kembali kekuasaan kita. Dengan menggunakan suara kita, kita dapat memanggil orang-orang yang berbuat salah kepada kita dan menuntut keadilan yang layak kita terima. Dengan melakukan hal tersebut, kami tidak hanya menguatkan diri kami sendiri, namun kami juga memberikan kekuatan kepada para korban lainnya. Suara kolektif ini bisa menjadi peringatan bagi pelaku kekerasan, membuat mereka berpikir dua kali karena kita tidak akan tinggal diam lagi,” tambahnya.
Gutierrez memuji kampanye kesadaran seperti #WagPo yang mendorong individu untuk memutus siklus pelecehan.
“Sangat mengkhawatirkan bahwa kasus-kasus seperti ini menjadi lebih umum. Bersama-sama, kita harus bertindak cepat agar hal-hal tersebut tidak menjadi hal yang biasa,” tegasnya.
Kampanye #WagPo memberdayakan individu untuk melawan pemerkosaan dan kekerasan seksual, mendorong mereka untuk bersuara membela orang-orang yang dibungkam.
Hal ini juga menarik perhatian terhadap sumber daya yang tersedia melalui Kababaihan, sebuah organisasi baru yang berfokus pada peningkatan inklusi dalam pemerintahan dan advokasi hak-hak perempuan.
Inisiatif ini tidak hanya menekankan pentingnya pencegahan dan dukungan, namun juga mendorong upaya kolektif untuk menciptakan ruang yang lebih aman dan memberikan bantuan penting kepada para penyintas.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang kampanye #WagPo dan bagaimana Anda dapat berkontribusi, kunjungi www.kababaihan.com.