Kondisi ekonomi global sedang diliputi ketidakpastian. Ancaman krisis ekonomi, tak terkecuali resesi dan stagflasi, diperkirakan dialami banyak negara pada 2023 mendatang. Tidak hanya krisis ekonomi, dunia juga diperkirakan mengalami krisis keamanan serta lingkungan. Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut kondisi ini sebagai triple crisis.

Saat ini, tanda-tanda triple crises mulai terasa di Indonesia, setidaknya untuk sektor ekonomi. Biaya hidup mulai mahal seiring dengan naiknya harga barang yang bisa membuat arus kas berantakan jika tak pandai-pandai mengatur keuangan. Lalu, biaya apa saja yang harus dihemat agar dompet tetap sehat di tengah ancaman triple crises?

Perencana Keuangan Advisors Alliance Group (AAG) Indonesia Andy Nugroho mengatakan biaya yang paling perlu dihemat di tengah krisis adalah untuk gaya hidup. Andy menyarankan agar masyarakat tak membeli barang atau kebutuhan yang tidak benar-benar dibutuhkan segera. “Semisal, menunda mengganti gadget hanya karena ingin yang lebih bagus dan mahal. Padahal, gadget lama masih bisa dipakai atau membeli produk fesyen hanya karena keinginan,” ujar Andy kepada CNNIndonesia.com, Kamis (13/10).

Andy juga menyarankan masyarakat terutama anak muda untuk mengurangi pengeluaran untuk nongkrong di kafe, nonton bioskop, piknik, dan kegiatan lainnya yang tak mendesak. Senada, Perencana Keuangan Advisor Alliance Group (AAG) Indonesia Dandy juga mengatakan biaya gaya hidup perlu dihemat dengan menahan diri untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan.

“Bedakan dan sesuaikan gaya hidup dengan kebutuhan hidup, terutama di saat resesi. Karena yang mahal itu adalah gaya hidup,” kata Dandy. Sementara, bagi masyarakat yang rutin olahraga di pusat kebugaran, bisa menekan pengeluaran dengan berolahraga di rumah. Dandy mengatakan dengan berhemat, masyarakat bukan berarti tidak bisa bersenang-senang.