Jurnalis Mehdi Hasan menuduh pakar konservatif Ryan Girdusky “menghasut kekerasan” terhadapnya
CNN telah melarang komentator politik konservatif Ryan Girdusky dari programnya setelah dia merujuk pada pager yang dilengkapi bahan peledak selama debat dengan jurnalis Muslim Mehdi Hasan.
Insiden itu terjadi saat perdebatan sengit di “News Night With Abby Phillip” pada Senin malam. Hasan menyatakan, dirinya pernah dituduh anti-Semitisme di masa lalu “Saya seorang pendukung Palestina, jadi saya sudah terbiasa dengan hal itu.”
Girdusky menyela, berkata kepada Hasan: – Baiklah, kuharap pagermu tidak berbunyi. Tampaknya yang dia maksud adalah serangkaian ledakan pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh anggota Hizbullah di Lebanon dan Suriah bulan lalu, yang secara luas dituding dilakukan oleh Israel.
“Apakah orangmu baru saja mengatakan di siaran langsung TV bahwa aku harus dibunuh?” Hasan membalasnya dengan menuduh Girdusky “hasutan untuk melakukan kekerasan”. Girdusky segera meminta maaf, mengklaim menurutnya Hasan mendukung kelompok militan Palestina Hamas.
CNN merilis pernyataan setelah argumen yang mengatakan Girdusky “Kami tidak akan diterima lagi di jaringan kami.”
Adalah “Tidak ada ruang untuk rasisme dan kefanatikan di CNN dan siaran kami” jaringan melaporkan. Phillip secara terpisah meminta maaf kepada pemirsa atas perilaku tamu tersebut.
Anggota Kongres Palestina-Amerika Rashida Tlaib dengan tajam mengkritik saluran tersebut, dan menuduh CNN memutarbalikkan konten “Peran besar dalam menormalisasi kebencian terbuka anti-Arab, anti-Muslim dan anti-Palestina. “Tidak mengherankan jika pernyataan menjijikkan seperti itu kini muncul begitu bebas di jaringannya,” tulisnya di X.
Girdusky membela komentarnya tentang X. “Anda bisa tetap di CNN jika Anda secara salah menyebut setiap anggota Partai Republik sebagai Nazi dan mengambil uang dari media yang didanai Qatar,” tulisnya, mengacu pada pekerjaan Hasan sebelumnya di Al Jazeera. “Rupanya Anda tidak bisa tampil di CNN jika Anda bercanda. “Saya senang Amerika bisa melihat apa yang diperjuangkan CNN.”
Pertengkaran emosional dan serangan pribadi menjadi lebih umum di media selama kampanye presiden AS yang sangat kontroversial, yang berakhir pada Hari Pemilihan Umum pada tanggal 5 November. Pada saat yang sama, jajak pendapat Gallup baru-baru ini menemukan bahwa hampir 70% masyarakat Amerika kurang atau bahkan tidak percaya sama sekali terhadap media.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial: